Prosedur pengukuran tegangan sebagai berikut
1.
kabel merah atau probe + pada titik pengukuran
2.
kabel hitam atau Probe – pada titik ground atau body heatsingk atau body
tuner
3.
Arahkan saklar jangkah sesuai kebutuhan
4.
Lihat hasil ukur pada papan ukur
§
Jika anda hendak mengukur tegangan 12 Volt, arahkan jangkah pada posisi 50.
Tempelkan kabel (probe) merah ke titik yang akan di ukur dan kabel hitam
ditempelkan ke – atau ground.
§
Papan ukur yang diperhatikan hanya angka 0-10-20-30-40-50.
§
Jarum multitester akan berhenti di antara 10 dan 20.
2. Pengukuran tegangan 115 Volt
§
Jika anda hendak mengukur tegangan 115 Volt, arahkan jangkah pada posisi
250.
§
Papan ukur yang diperhatikan angka 0-50-100-150-200-250.
§
Jarum multitester akan berhenti di atas angka 100. tepatnya di antara angka
100 dan 150
3. Pengukuran tegangan 300 Volt
§
Jika anda hendak mengukur tegangan 300 Volt, arahkan jangkah pada posisi
1000.
§
Papan ukur yang diperhatikan angka 0-2-4-6-8-10 adapun cara membacanya,sebagai
berikut, angka satuan ini kita jadikan ratusan atau dianggap ratusan,
misalnya; jika jarum berhenti diantara angka nol dan angka 2 maka
nilanya 100volt, apabila pada angka 2 maka nilainya 200, manakala berhenti pada
angka 4 nilainya 400, dan bilamana berhenti di angka 8 berarti nilainya 800 dan
seterusnya.
§
Dari pengukuran tegangan 300Volt jarum multitester akan berhenti di angka
3. Karena posisi jangkah pada angka 1000, maka angka 3 kita anggap 300.
jadi nilai tegangannya 300Volt
4. Pengukuran tegangan 1.5 Volt (baterry)
§
Jika anda hendak mengukur tegangan 1.5 Volt, arahkan jangkah pada posisi
2.5.
§
Papan ukur yang diperhatikan angka 0-50-100-150-200-250
§
Jarum multitester akan berhenti di angka 150.
§
Khusus untuk pengukuran tegangan di bawah 2.5 Volt cara membacanya
disesuaikan dengan posisi jangkah. Angka yang tertera di papan multitester di
rubah menjadi satuan. Misalnya angka 10 menjadi 1, angka 150 menjadi 1.5, angka
250 menjadi 2.5
Untuk pengukuran tegangan yang nilainya belum anda ketahui sebelumnya.
Dapat anda lakukan dengan menempatkan posisi jangkah multitester paling tinggi
(1000). Jika jarum belum bergerak turunkan posisi jangkahnya menjadi 250. Dan
apabila jarum multitester belum bergerak juga atau papan multitester sulit
terbaca maka posisi jangkah diturunkan lagi 50 atau sampai anda dapat membaca
secara benar dan jelas.
DAFTAR TEGANGAN DI SETIAP TITIK PENGUKURAN
Nilai Tegangan
|
Titik Pengukuran
|
220 Volt AC
|
Kaki trafo filter atau kabel AC
|
300 Volt DC
|
Elco bagian power supply yang fisiknya paling besar
|
B+ 90V/115V/125V/135VDC*
|
Elco setelah bagian power supply yang fisiknya paling besar
|
VCC IC Program 5 Volt DC
|
- IC memory pin
8- Input IC reset 7045
|
Power on/off. Nol atau 5 volt DC
|
IC program pin power atau pin stby atau pin on/off
|
Reset IC program 4.5V DC
|
Output IC reset atau IC program pin reset
|
H start atau H VCC, VCC start, 8V/9V/12V DC *
|
IC croma, atau IC one chip, atau IC Jungle, beda nama barang sama
|
Driver Horisontal 15V/75V* DC
|
- Trafo driver horizontal-
Colector Transistor driver
|
Heater 4.5V – 6,3V AC *
|
Soket tabung pin heater
|
Katoda RGB 75 – 125V DC*
|
Soket tabung pin KR, KG, KB
|
G2 atau screen 300-400V DC*
|
Soket tabung pin G2/screen
|
BM/B+ tuner 5V//9/12*
|
Tuner pin BM/B+
|
AGC 4.5 – 8V DC*
|
Tuner pin AGC
|
VT/BT tuner 0 – 33V DC
|
Tuner pin VT/BT
|
VCC IC vertical 12 – 24*
|
IC vertical pin VCC
|
IR sensor
|
Di sensor remote pin IR
|
Nama komponen tv dan fungsi
1. Flyback
Flyback merupakan komponen penting dalam pesawat TV yang fungsi utamanya sebagai penyuplai tegangan tinggi pada CRT, disamping untuk suplai2 tegangan lainnya. Sebagai komponen high voltage transformer, flyback sering mengalami kerusakan baik yang bisa dilihat secara fisik maupun tidak. Untuk rekan2 teknisi mungkin bahkan sering membandrek flyback, atau mengganti dengan komponen yang tidak sama dengan serial part-nya, tentunya dengan kita tahu pin-pin data flyback yang akan kita ganti, biasanya dengan cara melihat data jalur pada PCBnya. Bagi para teknisi yang tinggal jauh dari perkotaan perihal bandrek-membandrek mungkin sudah menjadi hal yang biasa, ini dikarenakan untuk mendapatkan seri yang sesuai kadang-kadang sulit didapat di toko-toko terdekat. Ada sedikit kabar gembira bagi rekan2 teknisi bahwa di tempat kami ada Flyback Ori dengan harga murah….!. Namun untuk serialnya masih tergolong baru, bisa juga digunakan untuk membandrek semisal Tv China yang kebanyakan masih sulit didapat di toko-toko, hanya sebagian kecil saja yang ada. Disamping itu juga kami menyediakan Flyback biasa namun sudah kami chek kualitasnya, lumayan tidak mengecewakan. Di atas adalah contoh gambar flyback ori, dan berikut adalah data pin-nya :
L40B18500 : COL_B+_24V_180V_AFC_NC_ABL_16V_GROUND_H (SANYO)
BSC25-0232A/FA 104 WJZZ : COL _B+_GROUND_24V_+12V_-12V_180V_GROUND_H_ABL (SHARP CZAR 21 FLAT)
BSC 25-0285B : COL_B+_24V_15V_GROUND_H_NC_180V_NC_ABL
BSC 25-T1010A (Tv China/Mesin W COM dll)
FA 116 WJ (SHARP)
2.Resistor
Pengertian dan fungsi resistor – Pengertian Resistor adalah salah satu komponen elektronika yang paling banyak digunakan dalam rangkaian, fungsi resistor adalah sebagai tahanan atau penghambat tegangan, yang pada penerapannya dapat digunakan dalam berbagai keperluan.
Fungsi Resistor dalam komponen elektronika sangat berpengaruh besar, karena resistor merupakan komponen elektronika dasar yang berfungsi untuk menghambat arus listrik yang melewati suatu rangkaian. Resistor juga merupakan komponen elektronika yang berjenis pasif mempunyai sifat menghambat arus listrik.
Berikut ini beberapa fungsi resistor :
Resistor berfungsi sebagai pembagi arus
Resistor berfungsi Sebagai pembatas / pengatur arus
Resistor berfungsi Sebagai penurun tegangan
Resistor berfungsi Sebagai pembagi tegangan
Resistor berfungsi Sebagai penghambat aliran arus listrik,dan lain-lain.
Pengertian dan fungsi resistor
Dapat di simpulkan, bahwa semua rangkaian elektronika selalu menggunakan komponen elektronika yang satu ini. Jadi sangat wajar apabila resistor menjadi komponen elektronika yang paling terkenal dan juga paling banyak di pakai. Simbol dari Resistor adalah ohm, atau biasa di lambangkan dengan simbol Ω.
Selain membahas tentang fungsi resistor, kali ini kita juga akan membahas nilai dan jenis dari resistor. Nilai resistor di bagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Fixed Resistor : Yaitu resistor yang nilai hambatannya tetap.
Variable Resistor : Yaitu resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah.
Resistor Non Linier : Yaitu resistor yang nilai hambatannya tidak linier karena pengaruh faktor lingkungan misalnya suhu dan cahaya.
Jenis-Jenis Resistor juga bermacam-macam, saat ini sudah banyak jenis dari resistor yang banyak di jual di pasaran. Berikut ini kami jelaskan tentang jenis-jenis resistor :
Resistor Biasa (nilainya tetap) adalah sebuah resistor penghambat gerak arus listrik yang nilainya tidak dapat berubah (konstan). Resistor ini biasanya terbuat dari nikel atau karbon.
Resistor Variabel (berubah) adalah sebuah resistor yang nilai variabelnya dapat berubah dengan cara memutar atau menggeser.
Rangkaian Catu Daya (Power Supply)
Rangkaian berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC yang selanjutnya didistribusikan ke seluruh rangkaian.
Rangkaian catu daya dibatasi oleh garis putih pada PCB dan daerah di dalam kotak merah. Daerah di dalam garis putih adalah rangkaian input yang merupakan daerah tegangan tinggi (live area). Sementara itu, daerah di dalam kotak merah adalah output catu daya yang selanjutnya mendistribusikan tegangan DC ke seluruh rangkaian TV.
Rangkaian Penala (Tuner)
Rangkaian ini terdiri dari penguat frekuensi tinggi ( penguat HF ), pencampur (mixer), dan osilator lokal. Rangkaian penala berfungsi untuk menerima sinyal masuk (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF.
Rangkaian penguat IF (Intermediate Frequency)
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal hingga 1.000 kali. Sinyal output yang dihasilkan penala (tuner) merupakan sinyal yang lemah dan yang sangat tergantung pada pada sinyal pemancar, posisi penerima, dan bentang bentang alam. Rangkaian ini juga berguna untuk membuang gelombang lain yang tidak dibutuhkan dan meredam interferensi pelayanan gelombang pembawa suara yang mengganggu gambar.
Rangkaian Detektor Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam seluruh sinyal yang mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang di redam adalah sinyal suara.
Rangkaian Penguat Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari deteltor video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (catode ray tube). Didalam rangkaian penguat video terdapat pula rangkaian ABL (automatic brightness level) atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca.
Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)
Rangkaian AGC berfungsi untuk mengatur penguatan input secara otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang berubah- ubah sehingga output yang dihasilkan menjadi konstan.
Rangkaian Defleksi Sinkronisasi
Rangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi vertikal, rangkaian defleksi horizontal, dan rangkaian pembangkit tegangan tinggi.
Rangkaian Audio
Suara yang kita dengar adalah hasil kerja dari rangkaian ini, sinyal pembawa IF suara akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebelumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar.
Flyback merupakan komponen penting dalam pesawat TV yang fungsi utamanya sebagai penyuplai tegangan tinggi pada CRT, disamping untuk suplai2 tegangan lainnya. Sebagai komponen high voltage transformer, flyback sering mengalami kerusakan baik yang bisa dilihat secara fisik maupun tidak. Untuk rekan2 teknisi mungkin bahkan sering membandrek flyback, atau mengganti dengan komponen yang tidak sama dengan serial part-nya, tentunya dengan kita tahu pin-pin data flyback yang akan kita ganti, biasanya dengan cara melihat data jalur pada PCBnya. Bagi para teknisi yang tinggal jauh dari perkotaan perihal bandrek-membandrek mungkin sudah menjadi hal yang biasa, ini dikarenakan untuk mendapatkan seri yang sesuai kadang-kadang sulit didapat di toko-toko terdekat. Ada sedikit kabar gembira bagi rekan2 teknisi bahwa di tempat kami ada Flyback Ori dengan harga murah….!. Namun untuk serialnya masih tergolong baru, bisa juga digunakan untuk membandrek semisal Tv China yang kebanyakan masih sulit didapat di toko-toko, hanya sebagian kecil saja yang ada. Disamping itu juga kami menyediakan Flyback biasa namun sudah kami chek kualitasnya, lumayan tidak mengecewakan. Di atas adalah contoh gambar flyback ori, dan berikut adalah data pin-nya :
L40B18500 : COL_B+_24V_180V_AFC_NC_ABL_16V_GROUND_H (SANYO)
BSC25-0232A/FA 104 WJZZ : COL _B+_GROUND_24V_+12V_-12V_180V_GROUND_H_ABL (SHARP CZAR 21 FLAT)
BSC 25-0285B : COL_B+_24V_15V_GROUND_H_NC_180V_NC_ABL
BSC 25-T1010A (Tv China/Mesin W COM dll)
FA 116 WJ (SHARP)
2.Resistor
Pengertian dan fungsi resistor – Pengertian Resistor adalah salah satu komponen elektronika yang paling banyak digunakan dalam rangkaian, fungsi resistor adalah sebagai tahanan atau penghambat tegangan, yang pada penerapannya dapat digunakan dalam berbagai keperluan.
Fungsi Resistor dalam komponen elektronika sangat berpengaruh besar, karena resistor merupakan komponen elektronika dasar yang berfungsi untuk menghambat arus listrik yang melewati suatu rangkaian. Resistor juga merupakan komponen elektronika yang berjenis pasif mempunyai sifat menghambat arus listrik.
Berikut ini beberapa fungsi resistor :
Resistor berfungsi sebagai pembagi arus
Resistor berfungsi Sebagai pembatas / pengatur arus
Resistor berfungsi Sebagai penurun tegangan
Resistor berfungsi Sebagai pembagi tegangan
Resistor berfungsi Sebagai penghambat aliran arus listrik,dan lain-lain.
Pengertian dan fungsi resistor
Dapat di simpulkan, bahwa semua rangkaian elektronika selalu menggunakan komponen elektronika yang satu ini. Jadi sangat wajar apabila resistor menjadi komponen elektronika yang paling terkenal dan juga paling banyak di pakai. Simbol dari Resistor adalah ohm, atau biasa di lambangkan dengan simbol Ω.
Selain membahas tentang fungsi resistor, kali ini kita juga akan membahas nilai dan jenis dari resistor. Nilai resistor di bagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Fixed Resistor : Yaitu resistor yang nilai hambatannya tetap.
Variable Resistor : Yaitu resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah.
Resistor Non Linier : Yaitu resistor yang nilai hambatannya tidak linier karena pengaruh faktor lingkungan misalnya suhu dan cahaya.
Jenis-Jenis Resistor juga bermacam-macam, saat ini sudah banyak jenis dari resistor yang banyak di jual di pasaran. Berikut ini kami jelaskan tentang jenis-jenis resistor :
Resistor Biasa (nilainya tetap) adalah sebuah resistor penghambat gerak arus listrik yang nilainya tidak dapat berubah (konstan). Resistor ini biasanya terbuat dari nikel atau karbon.
Resistor Variabel (berubah) adalah sebuah resistor yang nilai variabelnya dapat berubah dengan cara memutar atau menggeser.
Rangkaian Catu Daya (Power Supply)
Rangkaian berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC yang selanjutnya didistribusikan ke seluruh rangkaian.
Rangkaian catu daya dibatasi oleh garis putih pada PCB dan daerah di dalam kotak merah. Daerah di dalam garis putih adalah rangkaian input yang merupakan daerah tegangan tinggi (live area). Sementara itu, daerah di dalam kotak merah adalah output catu daya yang selanjutnya mendistribusikan tegangan DC ke seluruh rangkaian TV.
Rangkaian Penala (Tuner)
Rangkaian ini terdiri dari penguat frekuensi tinggi ( penguat HF ), pencampur (mixer), dan osilator lokal. Rangkaian penala berfungsi untuk menerima sinyal masuk (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF.
Rangkaian penguat IF (Intermediate Frequency)
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal hingga 1.000 kali. Sinyal output yang dihasilkan penala (tuner) merupakan sinyal yang lemah dan yang sangat tergantung pada pada sinyal pemancar, posisi penerima, dan bentang bentang alam. Rangkaian ini juga berguna untuk membuang gelombang lain yang tidak dibutuhkan dan meredam interferensi pelayanan gelombang pembawa suara yang mengganggu gambar.
Rangkaian Detektor Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam seluruh sinyal yang mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang di redam adalah sinyal suara.
Rangkaian Penguat Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari deteltor video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (catode ray tube). Didalam rangkaian penguat video terdapat pula rangkaian ABL (automatic brightness level) atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca.
Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)
Rangkaian AGC berfungsi untuk mengatur penguatan input secara otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang berubah- ubah sehingga output yang dihasilkan menjadi konstan.
Rangkaian Defleksi Sinkronisasi
Rangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi vertikal, rangkaian defleksi horizontal, dan rangkaian pembangkit tegangan tinggi.
Rangkaian Audio
Suara yang kita dengar adalah hasil kerja dari rangkaian ini, sinyal pembawa IF suara akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebelumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar.
Induktor
Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat di dalam kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah salah satu komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus bolak-balik.
Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau kapasitansi, dan tidak memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari induktansi, beberapa resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa kapasitansi. Pada suatu frekuensi, induktor dapat menjadi sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya. Selain memboroskan daya pada resistansi kawat, induktor berinti magnet juga memboroskan daya di dalam inti karena efek histeresis, dan pada arus tinggi mungkin mengalami nonlinearitas karena penjenuhan.
Transistor
Transistor
adalah alat
semikonduktor yang
dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching),
stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor
dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT)
atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat
akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada
umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan
Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai
untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu
pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian
Cara kerja semikonduktor
Pada
dasarnya, transistor dan tabung vakum memiliki fungsi yang serupa; keduanya
mengatur jumlah aliran arus listrik.
Untuk mengerti cara kerja semikonduktor, misalkan sebuah gelas berisi air murni. Jika sepasang konduktor dimasukan kedalamnya, dan diberikan tegangan DC tepat dibawah tegangan elektrolisis (sebelum air berubah menjadi Hidrogen dan Oksigen), tidak akan ada arus mengalir karena air tidak memiliki pembawa muatan (charge carriers). Sehingga, air murni dianggap sebagai isolator. Jika sedikit garam dapur dimasukan ke dalamnya, konduksi arus akan mulai mengalir, karena sejumlah pembawa muatan bebas (mobile carriers, ion) terbentuk. Menaikan konsentrasi garam akan meningkatkan konduksi, namun tidak banyak. Garam dapur sendiri adalah non-konduktor (isolator), karena pembawa muatanya tidak bebas.
Silikon murni sendiri adalah sebuah isolator, namun jika sedikit pencemar ditambahkan, seperti Arsenik, dengan sebuah proses yang dinamakan doping, dalam jumlah yang cukup kecil sehingga tidak mengacaukan tata letak kristal silikon, Arsenik akan memberikan elektron bebas dan hasilnya memungkinkan terjadinya konduksi arus listrik. Ini karena Arsenik memiliki 5 atom di orbit terluarnya, sedangkan Silikon hanya 4. Konduksi terjadi karena pembawa muatan bebas telah ditambahkan (oleh kelebihan elektron dari Arsenik). Dalam kasus ini, sebuah Silikon tipe-n (n untuk negatif, karena pembawa muatannya adalah elektron yang bermuatan negatif) telah terbentuk.
Selain dari itu, silikon dapat dicampur dengan Boron untuk membuat semikonduktor tipe-p. Karena Boron hanya memiliki 3 elektron di orbit paling luarnya, pembawa muatan yang baru, dinamakan "lubang" (hole, pembawa muatan positif), akan terbentuk di dalam tata letak kristal silikon.
Dalam tabung hampa, pembawa muatan (elektron) akan dipancarkan oleh emisi thermionic dari sebuah katode yang dipanaskan oleh kawat filamen. Karena itu, tabung hampa tidak bisa membuat pembawa muatan positif (hole).
Dapat dilihat bahwa pembawa muatan yang bermuatan sama akan saling tolak menolak, sehingga tanpa adanya gaya yang lain, pembawa-pembawa muatan ini akan terdistribusi secara merata di dalam materi semikonduktor. Namun di dalam sebuah transistor bipolar (atau diode junction) dimana sebuah semikonduktor tipe-p dan sebuah semikonduktor tipe-n dibuat dalam satu keping silikon, pembawa-pembawa muatan ini cenderung berpindah ke arah sambungan P-N tersebut (perbatasan antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n), karena tertarik oleh muatan yang berlawanan dari seberangnya.
Kenaikan dari jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan konduktivitas dari materi semikonduktor, asalkan tata-letak kristal silikon tetap dipertahankan. Dalam sebuah transistor bipolar, daerah terminal emiter memiliki jumlah doping yang lebih besar dibandingkan dengan terminal basis. Rasio perbandingan antara doping emiter dan basis adalah satu dari banyak faktor yang menentukan sifat penguatan arus (current gain) dari transistor tersebut.
Jumlah doping yang diperlukan sebuah semikonduktor adalah sangat kecil, dalam ukuran satu berbanding seratus juta, dan ini menjadi kunci dalam keberhasilan semikonduktor. Dalam sebuah metal, populasi pembawa muatan adalah sangat tinggi; satu pembawa muatan untuk setiap atom. Dalam metal, untuk mengubah metal menjadi isolator, pembawa muatan harus disapu dengan memasang suatu beda tegangan. Dalam metal, tegangan ini sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari yang mampu menghancurkannya. Namun, dalam sebuah semikonduktor hanya ada satu pembawa muatan dalam beberapa juta atom. Jumlah tegangan yang diperlukan untuk menyapu pembawa muatan dalam sejumlah besar semikonduktor dapat dicapai dengan mudah. Dengan kata lain, listrik di dalam metal adalah inkompresible (tidak bisa dimampatkan), seperti fluida. Sedangkan dalam semikonduktor, listrik bersifat seperti gas yang bisa dimampatkan. Semikonduktor dengan doping dapat diubah menjadi isolator, sedangkan metal tidak.
Gambaran di atas menjelaskan konduksi disebabkan oleh pembawa muatan, yaitu elektron atau lubang, namun dasarnya transistor bipolar adalah aksi kegiatan dari pembawa muatan tersebut untuk menyebrangi daerah depletion zone. Depletion zone ini terbentuk karena transistor tersebut diberikan tegangan bias terbalik, oleh tegangan yang diberikan di antara basis dan emiter. Walau transistor terlihat seperti dibentuk oleh dua diode yang disambungkan, sebuah transistor sendiri tidak bisa dibuat dengan menyambungkan dua diode. Untuk membuat transistor, bagian-bagiannya harus dibuat dari sepotong kristal silikon, dengan sebuah daerah basis yang sangat tipis.
Untuk mengerti cara kerja semikonduktor, misalkan sebuah gelas berisi air murni. Jika sepasang konduktor dimasukan kedalamnya, dan diberikan tegangan DC tepat dibawah tegangan elektrolisis (sebelum air berubah menjadi Hidrogen dan Oksigen), tidak akan ada arus mengalir karena air tidak memiliki pembawa muatan (charge carriers). Sehingga, air murni dianggap sebagai isolator. Jika sedikit garam dapur dimasukan ke dalamnya, konduksi arus akan mulai mengalir, karena sejumlah pembawa muatan bebas (mobile carriers, ion) terbentuk. Menaikan konsentrasi garam akan meningkatkan konduksi, namun tidak banyak. Garam dapur sendiri adalah non-konduktor (isolator), karena pembawa muatanya tidak bebas.
Silikon murni sendiri adalah sebuah isolator, namun jika sedikit pencemar ditambahkan, seperti Arsenik, dengan sebuah proses yang dinamakan doping, dalam jumlah yang cukup kecil sehingga tidak mengacaukan tata letak kristal silikon, Arsenik akan memberikan elektron bebas dan hasilnya memungkinkan terjadinya konduksi arus listrik. Ini karena Arsenik memiliki 5 atom di orbit terluarnya, sedangkan Silikon hanya 4. Konduksi terjadi karena pembawa muatan bebas telah ditambahkan (oleh kelebihan elektron dari Arsenik). Dalam kasus ini, sebuah Silikon tipe-n (n untuk negatif, karena pembawa muatannya adalah elektron yang bermuatan negatif) telah terbentuk.
Selain dari itu, silikon dapat dicampur dengan Boron untuk membuat semikonduktor tipe-p. Karena Boron hanya memiliki 3 elektron di orbit paling luarnya, pembawa muatan yang baru, dinamakan "lubang" (hole, pembawa muatan positif), akan terbentuk di dalam tata letak kristal silikon.
Dalam tabung hampa, pembawa muatan (elektron) akan dipancarkan oleh emisi thermionic dari sebuah katode yang dipanaskan oleh kawat filamen. Karena itu, tabung hampa tidak bisa membuat pembawa muatan positif (hole).
Dapat dilihat bahwa pembawa muatan yang bermuatan sama akan saling tolak menolak, sehingga tanpa adanya gaya yang lain, pembawa-pembawa muatan ini akan terdistribusi secara merata di dalam materi semikonduktor. Namun di dalam sebuah transistor bipolar (atau diode junction) dimana sebuah semikonduktor tipe-p dan sebuah semikonduktor tipe-n dibuat dalam satu keping silikon, pembawa-pembawa muatan ini cenderung berpindah ke arah sambungan P-N tersebut (perbatasan antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n), karena tertarik oleh muatan yang berlawanan dari seberangnya.
Kenaikan dari jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan konduktivitas dari materi semikonduktor, asalkan tata-letak kristal silikon tetap dipertahankan. Dalam sebuah transistor bipolar, daerah terminal emiter memiliki jumlah doping yang lebih besar dibandingkan dengan terminal basis. Rasio perbandingan antara doping emiter dan basis adalah satu dari banyak faktor yang menentukan sifat penguatan arus (current gain) dari transistor tersebut.
Jumlah doping yang diperlukan sebuah semikonduktor adalah sangat kecil, dalam ukuran satu berbanding seratus juta, dan ini menjadi kunci dalam keberhasilan semikonduktor. Dalam sebuah metal, populasi pembawa muatan adalah sangat tinggi; satu pembawa muatan untuk setiap atom. Dalam metal, untuk mengubah metal menjadi isolator, pembawa muatan harus disapu dengan memasang suatu beda tegangan. Dalam metal, tegangan ini sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari yang mampu menghancurkannya. Namun, dalam sebuah semikonduktor hanya ada satu pembawa muatan dalam beberapa juta atom. Jumlah tegangan yang diperlukan untuk menyapu pembawa muatan dalam sejumlah besar semikonduktor dapat dicapai dengan mudah. Dengan kata lain, listrik di dalam metal adalah inkompresible (tidak bisa dimampatkan), seperti fluida. Sedangkan dalam semikonduktor, listrik bersifat seperti gas yang bisa dimampatkan. Semikonduktor dengan doping dapat diubah menjadi isolator, sedangkan metal tidak.
Gambaran di atas menjelaskan konduksi disebabkan oleh pembawa muatan, yaitu elektron atau lubang, namun dasarnya transistor bipolar adalah aksi kegiatan dari pembawa muatan tersebut untuk menyebrangi daerah depletion zone. Depletion zone ini terbentuk karena transistor tersebut diberikan tegangan bias terbalik, oleh tegangan yang diberikan di antara basis dan emiter. Walau transistor terlihat seperti dibentuk oleh dua diode yang disambungkan, sebuah transistor sendiri tidak bisa dibuat dengan menyambungkan dua diode. Untuk membuat transistor, bagian-bagiannya harus dibuat dari sepotong kristal silikon, dengan sebuah daerah basis yang sangat tipis.
Cara kerja transistor
Dari banyak
tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor, bipolar junction
transistor (BJT atau
transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja
secara berbeda.
Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.
FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat diubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut. Lihat artikel untuk masing-masing tipe untuk penjelasan yang lebih lanjut.
Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.
FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat diubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut. Lihat artikel untuk masing-masing tipe untuk penjelasan yang lebih lanjut.
Jenis-jenis transistor
PNP
|
P-channel
|
||
NPN
|
N-channel
|
||
BJT
|
JFET
|
Simbol
Transistor dari Berbagai Tipe
Secara umum,
transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:
- Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide
- Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-lain
- Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain.
- Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
- Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power
- Maximum frekuensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor, Microwave, dan lain-lain
- Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain
BJT
BJT (Bipolar Junction Transistor)
adalah salah satu dari dua jenis transistor. Cara kerja BJT dapat dibayangkan
sebagai dua diode yang terminal positif atau negatifnya berdempet, sehingga ada
tiga terminal. Ketiga terminal tersebut adalah emiter (E), kolektor (C), dan
basis (B).
Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang mendasari penggunaan transistor sebagai penguat elektronik. Rasio antara arus pada koletor dengan arus pada basis biasanya dilambangkan dengan β atau . β biasanya berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT.
Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang mendasari penggunaan transistor sebagai penguat elektronik. Rasio antara arus pada koletor dengan arus pada basis biasanya dilambangkan dengan β atau . β biasanya berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT.
FET
FET dibagi menjadi dua keluarga: Junction FET (JFET) dan Insulated Gate FET (IGFET) atau juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor) FET (MOSFET). Berbeda dengan IGFET, terminal gate dalam JFET membentuk sebuah diode dengan kanal (materi semikonduktor antara Source dan Drain). Secara fungsinya, ini membuat N-channel JFET menjadi sebuah versi solid-state dari tabung vakum, yang juga membentuk sebuah diode antara grid dan katode. Dan juga, keduanya (JFET dan tabung vakum) bekerja di "depletion mode", keduanya memiliki impedansi input tinggi, dan keduanya menghantarkan arus listrik dibawah kontrol tegangan input.
FET lebih jauh lagi dibagi menjadi tipe enhancement mode dan depletion mode. Mode menandakan polaritas dari tegangan gate dibandingkan dengan source saat FET menghantarkan listrik. Jika kita ambil N-channel FET sebagai contoh: dalam depletion mode, gate adalah negatif dibandingkan dengan source, sedangkan dalam enhancement mode, gate adalah positif. Untuk kedua mode, jika tegangan gate dibuat lebih positif, aliran arus di antara source dan drain akan meningkat. Untuk P-channel FET, polaritas-polaritas semua dibalik. Sebagian besar IGFET adalah tipe enhancement mode, dan hampir semua JFET adalah tipe depletion mode.
Blok Diagram TV :
- Bagian Komponen Blok Regulator Power Supplay
- Bagian Komponen Blok IC Controller
- Bagian Komponen IC Program
- Bagian Komponen Blok Vertikal Output
- Bagian Komponen Blok Horizontal Output
- Bagian Komponen Blok RGB Video
- Bagian Komponen Blok Flyback
- Bagian Komponen Blok CRT
Gambar Bagian Blok TV
1. Bagian Komponen Blok Regulator Power Supplay
Regulator
berfungsi untuk mensuplay tegangan keseluruh rangkaian pcb/board, juga
kerangkaian RGB dan tabung,biasanya tegangan output/sekunder pada tiap-tiap
regulator monitor belum tentu sama,tapi pada intinya ada 3 yaitu 1. +Dc
6,5 volt untuk menyuplay tegangan ke vilamen CRT, 2. +Dc 12>15 volt untuk
menyuplay tegangan ke IC oscilator horisontal dan vertical dan juga ke IC
program,3+Dc 50> 75 volt untuk menyuplay tegangan ke horisontal output
melalui flyback.Ciri-ciri kerusakan dari regulator ialah monitor tidak bisa
nyala, kalau dinyalakan terjadi konsleting pada jalur listrik, monitor nyala
tetapi gambar ngleod/bergoyang dll.
Gambar 1. Blok Regulator Power Supplay
Komponen Utama :
Gambar 1. Blok Regulator Power Supplay
Komponen Utama :
- Rangkaian AC-Line untuk meniadakan gangguan EMF (Electrically Moment Frequency)
- Diode Bridge untuk mengubah AC menjadi DC
- Kapasitor ELCO untuk filter tegangan ripple
- Resistor PTC (Positif Temperature Coefisien) Untuk memberi/ menghasilkan arus denyut bagi koil de gaussing
- Transistor Power Switching untuk switch/ saklar elektronik terkendali pulsa
- Trafo AC-Matic/ Auto TrafoUntuk distribusi tegangan terswitching
- IC PWM 3842
- Diode tegangan output
2. Bagian Komponen Blok IC Controller
Syncronisasi
adalah penyamaan sinyal frekewensi yang diperoleh dari VGA dengan rangkaian.
Syncronisasi ini dilakukan oleh IC syncronisasi (biasanya jadi satu dengan IC Controller/ IC terbesar no. 2) yang kemudian akan diteruskan ke bagian rangkaian Horizontal dan Vertikal secara terpisah.
Jika Syncronisasi Horizontal tidak ada maka monitor akan mati, dan jika Syncronisasi Vertikal tidak ada maka monitor akan kelihatan rolling (gambar berputar terus).
Gambar 2. Blok IC Controller
Syncronisasi dalam monitor ada 2 bagian yaitu :
1. Syncronisasi Horizontal diperoleh dari pin 13 input kabel data monitor
2. Syncronisasi Vertikal diperoleh dari pin 14 input kabel data monitor
Syncronisasi ini dilakukan oleh IC syncronisasi (biasanya jadi satu dengan IC Controller/ IC terbesar no. 2) yang kemudian akan diteruskan ke bagian rangkaian Horizontal dan Vertikal secara terpisah.
Jika Syncronisasi Horizontal tidak ada maka monitor akan mati, dan jika Syncronisasi Vertikal tidak ada maka monitor akan kelihatan rolling (gambar berputar terus).
Gambar 2. Blok IC Controller
Syncronisasi dalam monitor ada 2 bagian yaitu :
1. Syncronisasi Horizontal diperoleh dari pin 13 input kabel data monitor
2. Syncronisasi Vertikal diperoleh dari pin 14 input kabel data monitor
3. Bagian Komponen Blok IC Program
Rangkaian program
terdiri dari IC (intergrated circuit) dan tambahan komponen disekelilingnya
untuk mengetahui IC program ciri-cirinnya ialah,sebagian kaki-kakinya terhubung
ke swit Digital yang ada dipanel depan monitor,IC program berfungsi untuk
mengendalikan semua pengaturan yang ada di monitor, seperti V size,V center,H
size,H center,colour dll.ciri-ciri kerusakan dari IC program ialah,led
indikator nyala tapi monitor nggak mau hidup,monitor nyala tapi semua
pengaturan nggak berfungsi,monitor nyala kemudian beberapa menit mati dll.
Gambar 3. Blok IC Program
Gambar 3. Blok IC Program
4. Bagian Komponen Blok Vertikal Output
Rangkaian
vertikal adalah rangkaian yang berfungsi untuk menarik gambar ke atas dan ke
bawah.
Cara Kerja Rangkaian Vertikal :
Sumber tegangan rangkaian vertikal ini adalah power suply terutama tegangan 12v dan -12v. Tapi ini tidak mesti, karena tiap monitor punya karakteristik tegangan yg berbeda-beda.
Input vertikal diperoleh dari kabel VGA yaitu vertikal syncrone yang masuk ke rangkaian syncronisasi dan diteruskan ke IC vertikal. Di dalam IC inilah semua pengaturan dan penguatan sinyal dilakukan dengan bantuan ELCO sebagai filter tegangan. Jika ELCO ada yang rusak maka vertikal tidak akan bekerja sempurna, misal gambar menggulung, dll. Output blok vertikal ini juga dihasilkan oleh IC vertikal yang kemudian di umpankan ke YOKE VERTIKAL. Output rangkaian vertikal ini kalau diukur tegangannya berkisar 4-10 VAC. Jadi tegangannya AC.
Gambar 4. Blok Vertikal Output
Komponen utama:
1. IC antara lain : TDA 1675, TDA 4866, TDA 8132, TDA 9302, STV 9302, dll
2. Elco : elco ini fungsinya untuk regulator / filter tegangan.
Cara Kerja Rangkaian Vertikal :
Sumber tegangan rangkaian vertikal ini adalah power suply terutama tegangan 12v dan -12v. Tapi ini tidak mesti, karena tiap monitor punya karakteristik tegangan yg berbeda-beda.
Input vertikal diperoleh dari kabel VGA yaitu vertikal syncrone yang masuk ke rangkaian syncronisasi dan diteruskan ke IC vertikal. Di dalam IC inilah semua pengaturan dan penguatan sinyal dilakukan dengan bantuan ELCO sebagai filter tegangan. Jika ELCO ada yang rusak maka vertikal tidak akan bekerja sempurna, misal gambar menggulung, dll. Output blok vertikal ini juga dihasilkan oleh IC vertikal yang kemudian di umpankan ke YOKE VERTIKAL. Output rangkaian vertikal ini kalau diukur tegangannya berkisar 4-10 VAC. Jadi tegangannya AC.
Gambar 4. Blok Vertikal Output
Komponen utama:
1. IC antara lain : TDA 1675, TDA 4866, TDA 8132, TDA 9302, STV 9302, dll
2. Elco : elco ini fungsinya untuk regulator / filter tegangan.
5.Bagian Komponen Blok Horizontal Output
Horisontal
adalah bagian monitor yang sangat penting, karena rangkaian ini berfungsi untuk
membuka layar ke samping kanan dan kiri dan menyalakan fungsi flyback untuk
menghasilkan tegangan tinggi yg menyuplai tabung.
Cara kerja rangkaian Horisozontal :
Tegangan kerja rangkaian ini adalah 60-90V yang disebut juga dengan tegangan B+ yang terhubung dengan kaki kolektor dari transistor Horizontal. Sinyal input masuk melewati IC Syncron yang kemudian diteruskan ke transistor penguat sinyal. Sinyal ini kemudian diteruskan ke trafo sinkron untuk diturunkan tegangannya dan menghasilkan output sinyal dan tegangan sekitar –0,01V yang diteruskan ke kaki basis Tr Horizontal sebagai input. Dengan adanya tegangan kerja B+ maka transistor horizontal yang mendapatkan input akan bekerja dan dengan defleksi yoke horizontal. Output transistor horizontal juga akan membuat Fly Back bekerja dan akan menghasilkan tegangan Anoda yang sangat tinggi. Adanya tegangan tinggi ini membuat elekron dari katoda tabung tertarik ke anoda dan terjadilah gambar melebar kesamping kanan dan kiri pada tabung.
Wujud Dan Bagian-bagian Blok Horizontal :
1. Transistor horisontal : berfungsi untuk menaikkan tegangan 80-125v menjadi tegangan tinggi AC sebagai tegangan kerja flyback. Macam type transistor horisontal : C5149, BU2508, BU2527AX, C5148, dll.
2. FLYBACK : berfungsi untuk menghasilkan tegangan tinggi anoda tabung 26 kilo volt.
tiap monitor memiliki type flyback yang berbeda.
3. YOKE Horisontal : untuk membuka layar ke kanan dan ke kiri.
4. Trafo Oscilator : berfungsi untuk menghasilkan sinyal input BASIS Transistor horisontal.
5. Kondensator Mylar : berfungsi untuk mengatur lebar gambar, biasanya ukurannya 392-602 2000v
6. FET IRF 630 : berfungsi untuk mengubah tegangan 50v ke 75-125 volt yang dibutuhkan untuk tegangan kerja transistor horisontal.
Gambar 5. Blok Horizontal Output
Komponen utamanya adalah :
1. Transistor Horizontal
2. Trafo Oscilator
3. Transistor Oscilator
4. Flyback
Cara kerja rangkaian Horisozontal :
Tegangan kerja rangkaian ini adalah 60-90V yang disebut juga dengan tegangan B+ yang terhubung dengan kaki kolektor dari transistor Horizontal. Sinyal input masuk melewati IC Syncron yang kemudian diteruskan ke transistor penguat sinyal. Sinyal ini kemudian diteruskan ke trafo sinkron untuk diturunkan tegangannya dan menghasilkan output sinyal dan tegangan sekitar –0,01V yang diteruskan ke kaki basis Tr Horizontal sebagai input. Dengan adanya tegangan kerja B+ maka transistor horizontal yang mendapatkan input akan bekerja dan dengan defleksi yoke horizontal. Output transistor horizontal juga akan membuat Fly Back bekerja dan akan menghasilkan tegangan Anoda yang sangat tinggi. Adanya tegangan tinggi ini membuat elekron dari katoda tabung tertarik ke anoda dan terjadilah gambar melebar kesamping kanan dan kiri pada tabung.
Wujud Dan Bagian-bagian Blok Horizontal :
1. Transistor horisontal : berfungsi untuk menaikkan tegangan 80-125v menjadi tegangan tinggi AC sebagai tegangan kerja flyback. Macam type transistor horisontal : C5149, BU2508, BU2527AX, C5148, dll.
2. FLYBACK : berfungsi untuk menghasilkan tegangan tinggi anoda tabung 26 kilo volt.
tiap monitor memiliki type flyback yang berbeda.
3. YOKE Horisontal : untuk membuka layar ke kanan dan ke kiri.
4. Trafo Oscilator : berfungsi untuk menghasilkan sinyal input BASIS Transistor horisontal.
5. Kondensator Mylar : berfungsi untuk mengatur lebar gambar, biasanya ukurannya 392-602 2000v
6. FET IRF 630 : berfungsi untuk mengubah tegangan 50v ke 75-125 volt yang dibutuhkan untuk tegangan kerja transistor horisontal.
Gambar 5. Blok Horizontal Output
Komponen utamanya adalah :
1. Transistor Horizontal
2. Trafo Oscilator
3. Transistor Oscilator
4. Flyback
6.Bagian Komponen Blok RGB Video
Blok ini
berfungsi untuk mengolah warna yang datang dari VGA card dan dikirim ke tabung
gambar/ CRT. Video input didapatkan dari Out Put VGA Card yang memiliki 15 pin
out put. Berikut urutan pin Out Put VGA Card :
Gambar Output VGA Card
Urutan Pemasangan Kabel VGA :
1. Red : kalau kabel ini putus maka layar kebiru-biruan.
2. Green : kalau kabel ini putus maka layar kemerah-merahan.
3. Blue : kalau kabel ini putus maka layar kekuning-kuningan
4. Ground
5. Ground
6. Red Ground
7. Green Ground
8. Blue Ground
9. No Connection (NC)
10. Ground
11. Ground
12. No Connection (NC)
13. Horisontal Syncrone : kalau kabel ini putus maka gambar akan roling / acak
14. Vertikal Syncrone : kalau kabel ini putus maka gambar akan roling / acak
15. No Connection (NC)
Wujud dan bagian- bagian Blok RGB :
1. IC Penguat Video, biasanya menggunakan seri TDA : kalau rusak maka warna akan kacau atau bahkan tidak keuar gambar.
2. IC pengolah warna : kalau rusak maka gambar tidak akan muncul
3. Elco Regulator ukuran 47-100uF/100-160v tegangan 80 v untuk IC penguat video
: kalau rusak / kering / melembung maka layar samping kiri akan ada gangguan garis vertikal banyak dan melengkung.
4. Kondensator milar ukuran 102-103 / 2kv : fungsinya untuk membuang kelebihan muatan G2 (screen) : kalau rusak maka gambar terang kemudian gelap sendiri, kadang berubah-ubah sendiri, kadang malah gelap sama sekali.
5. Elco regulator warna biasanya ada 3-6 dengan ukuran 1uF/100-160v : kalau rusak maka tulisan akan ada bayangan mbleret merah / hijau / biru.
6. Trimpot : fungsinya untuk mengatur komposisi warna : kalau setingan tidak pas maka warna akan tidak alami. putar-putar saja kalau mau mencoba, tidak apa-apa.
7. Kabel Fokus / G3 / G4 : kalau putus / sambungan tak sempurna maka gambar akan tidak fokus/ kabur.
8. Kabel Screen / G2 : kalau sambungan tidak sempurna maka layar akan gelap.
Gambar 6. Blok RGB Video
Komponen Utama :
1. IC Penguat Video
2. Soket tabung
3. IC video
4. Soket Kabel VGA dan HSync dan V Sync.
Gambar Output VGA Card
Urutan Pemasangan Kabel VGA :
1. Red : kalau kabel ini putus maka layar kebiru-biruan.
2. Green : kalau kabel ini putus maka layar kemerah-merahan.
3. Blue : kalau kabel ini putus maka layar kekuning-kuningan
4. Ground
5. Ground
6. Red Ground
7. Green Ground
8. Blue Ground
9. No Connection (NC)
10. Ground
11. Ground
12. No Connection (NC)
13. Horisontal Syncrone : kalau kabel ini putus maka gambar akan roling / acak
14. Vertikal Syncrone : kalau kabel ini putus maka gambar akan roling / acak
15. No Connection (NC)
Wujud dan bagian- bagian Blok RGB :
1. IC Penguat Video, biasanya menggunakan seri TDA : kalau rusak maka warna akan kacau atau bahkan tidak keuar gambar.
2. IC pengolah warna : kalau rusak maka gambar tidak akan muncul
3. Elco Regulator ukuran 47-100uF/100-160v tegangan 80 v untuk IC penguat video
: kalau rusak / kering / melembung maka layar samping kiri akan ada gangguan garis vertikal banyak dan melengkung.
4. Kondensator milar ukuran 102-103 / 2kv : fungsinya untuk membuang kelebihan muatan G2 (screen) : kalau rusak maka gambar terang kemudian gelap sendiri, kadang berubah-ubah sendiri, kadang malah gelap sama sekali.
5. Elco regulator warna biasanya ada 3-6 dengan ukuran 1uF/100-160v : kalau rusak maka tulisan akan ada bayangan mbleret merah / hijau / biru.
6. Trimpot : fungsinya untuk mengatur komposisi warna : kalau setingan tidak pas maka warna akan tidak alami. putar-putar saja kalau mau mencoba, tidak apa-apa.
7. Kabel Fokus / G3 / G4 : kalau putus / sambungan tak sempurna maka gambar akan tidak fokus/ kabur.
8. Kabel Screen / G2 : kalau sambungan tidak sempurna maka layar akan gelap.
Gambar 6. Blok RGB Video
Komponen Utama :
1. IC Penguat Video
2. Soket tabung
3. IC video
4. Soket Kabel VGA dan HSync dan V Sync.
7. Bagian Komponen Blok Flyback
Flyback
adalah komponen monitor yg berfungsi untuk menghasilkan tegangan tinggi dan
tegangan lainnya yg dibutuhkan monitor. Flyback sebenarnya adalah trafo tapi
trafo untuk tegangan tinggi agar tabung bekerja mengeluarkan gambar.
Bagian-bagian flyback:
A. Bagian primer
B. Bagian sekunder
C. Bagian yg terpisah antara primer dan sekunder yaitu : ABL, Screen dan Fokus dan KOP flyback.
Gambar 7. Blok Flyback
A. Bagian Primer Flyback :
1. Colector : terhubung dg colector transistor horisontal. jika flyback kerja maka pin ini akan menghasilkan tegangan tinggi. Jangan di ukur dg multitester.
2. Dioda dumper : terhubung dg dioda dumper. Tidak semua flyback memiliki kaki ini.
3. B+ : terhubung dg tegangan B+ 55v dan FET IRF630. Ini adalah kaki untuk tegangan kerja flyback. Jika teg B+ tdk masuk maka flyback tidak kerja dan monitor tidak nyala. Jadi ketiga kaki ini jika diukur dengan ohm meter x1 terhubung.
B. Bagian sekunder flyback :
1. Gruond : terhubung dg ground monitor.
2. AFC : Automatic Frequency Control. tegangan 30-40 dcv Fungsinya untuk mengatur kerja IRF630, kalau tegangan terlalu tinggi, misal butuhnya 30 vdc dikasih 40 vdc maka IRF tidak bekerja, akibatnya tegangan B+ akan tetap 55v dan gambar monitor akan sempit kanan kirinya. Kalau IRF kerja, maka tegangan 55v akan menjadi tegangan 90-125v tergantung resolusi monitornya.
3. G1 : terhubung dg dioda dg posisi terbalik sehingga keluarannya adalah tegangan minus antara – 100-175 dcv. Dan setelah dioda akan ada elco regulator yg juga terbalik, jadi kaki positif dapat ground monitor dan kaki negatif dapat katoda dioda terbalik itu.
C. Bagian ABL
ABL : Automatic Brightness Limiter. tegangan tak terukur. Pin ini harus terhubung ke jalurnya jika tidak maka akan keluar percikan/ loncatan api listrik. Fungsinya untuk membatasi brightness yg menuju ke blok RGB secara otomatis.
Bagian Screen (G2):
Adalah bagian yg berfungsi untuk mengatur terang gelap gambar.
Bagian Fokus (G3/G4):
Adalah bagian yg berfungsi untuk mengatur fokus gambar (kabur tidaknya gambar)
Bagian KOP FLyback :
Adalah bagian yg menghasilkan tegangan tinggi 26kV yang menuju atas tabung.
Bagian-bagian flyback:
A. Bagian primer
B. Bagian sekunder
C. Bagian yg terpisah antara primer dan sekunder yaitu : ABL, Screen dan Fokus dan KOP flyback.
Gambar 7. Blok Flyback
A. Bagian Primer Flyback :
1. Colector : terhubung dg colector transistor horisontal. jika flyback kerja maka pin ini akan menghasilkan tegangan tinggi. Jangan di ukur dg multitester.
2. Dioda dumper : terhubung dg dioda dumper. Tidak semua flyback memiliki kaki ini.
3. B+ : terhubung dg tegangan B+ 55v dan FET IRF630. Ini adalah kaki untuk tegangan kerja flyback. Jika teg B+ tdk masuk maka flyback tidak kerja dan monitor tidak nyala. Jadi ketiga kaki ini jika diukur dengan ohm meter x1 terhubung.
B. Bagian sekunder flyback :
1. Gruond : terhubung dg ground monitor.
2. AFC : Automatic Frequency Control. tegangan 30-40 dcv Fungsinya untuk mengatur kerja IRF630, kalau tegangan terlalu tinggi, misal butuhnya 30 vdc dikasih 40 vdc maka IRF tidak bekerja, akibatnya tegangan B+ akan tetap 55v dan gambar monitor akan sempit kanan kirinya. Kalau IRF kerja, maka tegangan 55v akan menjadi tegangan 90-125v tergantung resolusi monitornya.
3. G1 : terhubung dg dioda dg posisi terbalik sehingga keluarannya adalah tegangan minus antara – 100-175 dcv. Dan setelah dioda akan ada elco regulator yg juga terbalik, jadi kaki positif dapat ground monitor dan kaki negatif dapat katoda dioda terbalik itu.
C. Bagian ABL
ABL : Automatic Brightness Limiter. tegangan tak terukur. Pin ini harus terhubung ke jalurnya jika tidak maka akan keluar percikan/ loncatan api listrik. Fungsinya untuk membatasi brightness yg menuju ke blok RGB secara otomatis.
Bagian Screen (G2):
Adalah bagian yg berfungsi untuk mengatur terang gelap gambar.
Bagian Fokus (G3/G4):
Adalah bagian yg berfungsi untuk mengatur fokus gambar (kabur tidaknya gambar)
Bagian KOP FLyback :
Adalah bagian yg menghasilkan tegangan tinggi 26kV yang menuju atas tabung.
8. Bagian Komponen Blok CRT
CRT berfungsi untuk menampilkan informasi-informasi
gambar yang kita lihat,disekeliling tabung terdapat gulungan tembaga yg
dibungkus dengan solasi yg dinamakan degaussing coil,degaussing berguna untuk
menyetabilkan medan magnit didalam tabung, ciri-ciri dari kerusakan tabung
Ialah: 1.gambar tak tampak 2.gambar tampak tapi gelap. 3.warna tidak
lengkapatau pincang. 4.gambar tidak focus atau buyar 5.layar nyala
merah/hijau/biruterang tapi bergaris. 6.gambar tampak tapi hanya salah satu
warna saja dll.
Gambar 8. Blok CRT
Cara kerja monitor CRT
Listrik dari PLN yang 220v diubah oleh bagian power supply menjadi tegangan sesuai dengan kebutuhan dari rangkaian, antara lain :
1. horisontal
2. vertikal
3. blok video
4. blok ic program dan controller
5. Dll
Jadi ada dua bagian pertama yg bekerja agar monitor nyala dan bekerja normal yaitu :
1. blok video dan
2. blok syncronisasi vertikal dan horisontal
Semoga bermanfaat!
Gambar 8. Blok CRT
Cara kerja monitor CRT
Listrik dari PLN yang 220v diubah oleh bagian power supply menjadi tegangan sesuai dengan kebutuhan dari rangkaian, antara lain :
1. horisontal
2. vertikal
3. blok video
4. blok ic program dan controller
5. Dll
Jadi ada dua bagian pertama yg bekerja agar monitor nyala dan bekerja normal yaitu :
1. blok video dan
2. blok syncronisasi vertikal dan horisontal
Semoga bermanfaat!
Cara Mengetahui Komponen Baik Atau Tidak
1) Cara Menguji
Kondensator (Capasitor)
Caranya adalah dengan
langkah-langkah berikut di bawah ini:
1)
Mula-mula saklar multimeter diputar ke atas. Tanda panah ke atas tepatnya R x
Ohm
2)
Kalibrasi sampai jarum multimeter menunjukkan angka nol tepat saat dua colok
(+) dan colok (-) dihubungkan. Putar adjusment untuk menyesuaikan.
3)
Hubungkan colok (-) dengan kaki berkutub negatif kondensator, sedangkan colok
(+) dengan kaki positif kondensator. Lihat jarum. Apabila bergerrak dan tidak
kembali berarti komponen tersebut masih baik. Jika bergerak dan kembali tetapi
tidak seperti posisi semula berarti komponen rusak. Dan apabila jarum tidak
bergerak sama sekali dipastikan putus.
2) Cara Menguji
Resistor
Walaupun komponen ini tidak memiliki
kutub negatif dan positif tetapi dengan multimeter kita akan menguji
kualitasnya. Tidak menutup kemungkinan adanya kerusakan yang disebabkan oleh
beberapa faktor, salah satu diantaranya karena terbakar/korsleting karena tidak
tahan menahan arus yang lebih besar dari nilainya.
Untuk mengujinya dengan multimeter kita boleh
membolak-balik kaki resistor ataupun
sebaliknya membolak-balik colok (+) dan colok (-).
Langkah-langkah pemeriksaan resistor:
1.
Memutar saklar sampai pada posisi R x Ohm.
2.
Kalibrasi dengan menghubungkan colok (+) dan colok (-). Kemudian memutar
penyetel sampai jarum menunjuk pada angka nol (0). Atau putar control adjusment
untuk menyesuaikan.
3.
Setelah itu kita hubungkan pencolok (+) pada salah satu kaki resistor, begitu
pula colok (-) pada kaki yang lain.
4.
Perhatikan jarum penunjuk. Apakah ia bergerak penuh atau sebaliknya jika
bergerak dan tak kembali berarti komponen masih baik. Bila sebaliknya jarum
penunjuk skala tidak bergerak berarti resistor
rusak.
5.
Komponen resistor yang masih baik juga bisa dinilai dengan sama atau tidak
nilai komponen resistor yang tertera pada gelang-gelang warnanya dengan
pengukuran melalui multimeter.
3) Cara Menguji
Transformator (Trafo)
Transformator saat kita beli harus
dan wajib untuk kita check apakah masih baik dan berfungsi. Karena untuk trafo
biasanya tidak diberi garansi apabila rusak setelah dibeli. Hal ini
dimungkinkan adanya pemutusan hubungan di gulungan/lilitan sekunder atau
primer.
Langkah-langkah:
1.
Putar multimeter saklar pada posisi Ohm 1x.
2.
Kalibrasi.
3.
Hubungkan colok (-) dengan salah satu kaki di gulungan primer, colok (+) pada
kaki yang lain di gulungan primer. Bila jarum bergerak maka trafo dalam keadaan
baik.
4.
Pada gulungan sekunder lakukan hal yang sama. Apabila jarum multimeter
bergerak-gerak maka trafo dalam keadaan baik. Selisih nilai sama dengan selisih
tegangan yang tertera pada trafo.
5.
Letakkan colok (-) atau colok (+) ke salah satu kaki di gulungan primer
kemudian colok yang lain ke gulungan sekunder. Apabila jarum tidak bergerak
maka trafo dalam keadaan baik, menandakan tidak adanya korsleting gulungan
primer dengan sekunder dengan body trafo. Lakukan hal sebaliknya.
6.
Langkah terakhir, letakkan colok (-) atau colok (+) ke salah satu kaki di
gulungan primer atau sekunder kemudian colok yang lain ke plat pengikat
gulungan yang berada di tengah. Apabila jarum tidak bergerak maka trafo dalam
keadaan baik, menandakan tidak adanya korsleting gulungan dengan body trafo.
4) Cara Menguji Dioda
Untuk itu diperlukan sebuah multitester atau sebuah ohmmeter
analog/digital. Multitester atau Avometer Analog mempunyai fasilitas pengukur
hambatan (ohmmeter) , dimana jenis ohmmeter yang digunakan biasanya ohmmeter-seri,
dimana secara konstruksi polaritas batere yang terpasang dalam meter berlawanan
polaritas dengan terminal ukurnya.
Atau dengan perkataan lain, terminal positip meter adalah mempunyai
polaritas negatip batere, sebaliknya terminal negatip meter mempunyai polaritas
positip batere.
Dengan
demikian guna menguji sebuah dioda dengan menggunakan Avometer prinsipnya
adalah sebagai berikut :
- Anda posisikan Avometer pada posisi ohm dengan skala rendah
- Tentukan terlebih dahulu elektroda anoda dan katoda dari dioda tersebut
- Hubungkan terminal + (positip) meter dengan Anoda dari dioda yang akan ditest sedangkan terminal – (negatip) meter dengan Katoda dioda. (hubungan ini adalah reverse).
- Dalam posisi semacam ini, jika dioda masih baik, maka jarum meter tidak akan bergerak. Namun jika dalam posisi ini jarum bergerak, maka dapat dikatakan dioda terhubung singkat (rusak).
- Ulangi langkah 2 diatas dengan polaritas sebaliknya, dimana Anoda dihubungkan dengan negatip meter dan Katoda dengan positip meter. (hubungan ini adalah forward),
- Dalam posisi semacam ini, jika dioda masih baik, maka jarum meter akan bergerak. Namun jika dalam posisi ini jarum meter tidak bergerak, maka dapat dikatakan dioda putus (rusak).
5) Cara Menguji
Silicon Controlled Rectifier (SCR)
Kondisi SCR dapat diuji dengan menggunakan sebuah ohmmeter seperti layaknya
dioda, namun dikarenakan konstruksinya pengujian SCR ini harus dibantu dengan
penyulutan kaki gate dengan pulsa positip. Jadi dengan menghubung singkat kaki
anoda dengan gate, kemudian diberikan sumber positip dari meter secara bersama
dan katoda diberi sumber negatipnya, maka akan tampak gerakan jarum ohmmeter
yang menuju nilai rendah penunjukkan ohm dan kondisi ini menyatakan SCR masih
layak digunakan. Sedangkan jika penunjukkan jarum menunjuk pada nilai
resistansi yang tinggi, maka dikatakan kondisi SCR menyumbat atau rusak.
6) Cara Menguji
Light Emitting Diode (LED)
LED adalah singkatan dari light emiting diode atau dalam bahasa indonesia
biasa diartikan sebagai dioda yang dapat memancarkan cahaya. Seperti dioda, LED
memiliki kutub anoda (+) dan kutub katoda (-) dan bekerja pada tegangan 1,6
Volt. Seperti yang terlihat pada gambar 1. Cahaya yang dipancarkan bervariasi
jenisnya deradasarkan bahan pembentuknya. LED yang banyak beredar dipasaran
adalah LED cahaya tampak.
Pengujian LED
Pengujian LED bertujuan untuk menentukan kelayakan LED dan menetukan jenis
kutubnya.
- Dari pengujian di peroleh data sebagai berikut: Ketika probe positif multimeter dihubungkan ke kutub yang panjang (anoda) dan probe negatif multimeter dihubungkan ke kutub yang pendek (katoda), LED tidak menyala.
- Ketika probe positif multimeter dihubungkan ke kutub yang pendek (katoda) dan probe negatif multimeter dihubungkan ke kutub yang panjang (anoda), LED menyala.
Analisa Data
Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa ketika probe positif multimeter
dihubungkan ke kutub yang pendek (katoda) dan probe negatif multimeter
dihubungkan ke kutub yang panjang (anoda), LED menyala. Sedangkan kutub katoda
itu sendiri merupakan kutub negatif. Seharusnya, jika kita lihat dari
prinsipnya bahwa bias forward (dioda menyala) terjadi jika kutub anoda led
dihubungkan ke kutub positif sumber tegangan. Dari analisa di atas dapat kita
pahami bahwa probe positif multimeter mewakili kutub negatif sumber
tegangannya.
7) Cara Menguji
Transistor
Transistor ekivalen dengan dua buah
dioda yang digabung, sehingga prinsip pengujian dioda diterapkan pada pengujian
transistor. Untuk transistor jenis NPN, pengujian dengan jangkah pada x100,
penyidik hitam ditempel pada Basis dan merah pada Kolektor, jarum harus
meyimpang ke kanan. Bila penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum harus ke
kanan lagi.
Kemudian penyidik merah pada Basis
dan hitam pada Kolektor, jarum harus tidak menyimpang dan bila penyidik hitam
dipindah ke Emitor jarum juga harus tidak menyimpang.
Selanjutnya dengan jangkah pada 1 k
penyidik hitam ditempel pada kolektor dan merah, pada emitor, jarum harus
sedikit menyimpang ke kanan dan bila dibalik jarum harus tidak menyimpang. Bila
salah satu peristiwa tersebut tidak terjadi, maka kemungkinan transistor rusak.
Untuk transitor jenis PNP, pengujian
dilakukan dengan penyidik merah pada Basis dan hitam pada Kolektor, jarum harus
meyimpang ke kanan. Demikian pula bila penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum
arus menyimpang ke kanan lagi. Selanjutnya analog dengan pangujian NPN.
Kita dapat menggunakan cara tersebut
untuk mengetahui mana Basis, mana Kolektor dan mana Emitor suatu transistor dan
juga apakah jenis transistor PNP atau NPN. Beberapa jenis multimeter dilengkapi
pula fasilitas pengukur hFE, ialah salah parameter penting suatu transistor.
Dengan circuit seperti pada gambar,
dapat diperkirakan bahan transistor. Pengujian cukup dilakukan antara Basis dan
Emitor, bila voltage 0.2 V germanium dan bila 0.6 V maka kemungkinan silicon
Di bawah ini
adalah komponen - komponen yang sering di perlukan dalam perbaikan tv,alangkah
baiknya jika kita sudah menyediakannya, sehinnga mudah tinggal ambil bila di
perlukan
- R :120K
- C :220uf/35v
- C :220uf/50v
- C :470uf/35v
- C :1000uf/35v
- C :100uf/160v
- C :47uf/160v
- C :22uf/160v
- C :10uf/160v
- C :220uf/160v
- C :100uf/400v
- Resistor 120k ohm, sering di pakai dalam Acmatik regulator TV, dan itu sering kapasistasnya membesar bahkan putus tapi tidak terbakar,jadi kadng tidak bisa di amati secara fisik,ciri kerusakan pada kasus ini adalah, tv tidak bisa hidup walau sekering tidak putus dan tegangan di elko 100uf/400v ada berarti arus dah masuk acmatic.tetapi tidak bisa osilasi karna suplay tegangan yang lewat R120k tidak bisa masuk bias untuk tr osilator di acmatic,dan biasanya R120k di susun seri 2buah.lain waktu saya beri gambarnya.
- Elco 220uf/35v,1000uf/35v, 470uf/35v sering di gunakan pada sircuit vertikal, elco ini yang sering perlu di ganti, ciri kerusakanya dari gambar mengecil, jga ada garis garis horisontal.
- Elco 47uf/160v, 100uf/160v, 22uf/160v sering di gunakan untk filter pada tegangan suply untuk flayback, kerusakn yang sering terjadi dari mati total, ada suara menciut, gambar bergetar ada garis horisontal
Cara memperbaiki Raket nyamuk, Saat
musim hujan mulai datang, nyamuk juga mulai berkembang biak, ada beberapa cara
untuk menangani nyamuk ini diantaranya dengan raket nyamuk, sering di keluhkan
raket nyamuk yang ada di pasaran sering terjadi kerusakan, dan disini di bahas
bagaiaman cara memperbaiki raket nyamuk yang rusak.
Raket nyamuk
bekerja berdasarkan sytem step up, atau penaikan tegangan dari 3,7v atau
4volt tegangan batre menjadi 1500v, tegangan sangat besar ini mampu membuat
nyamuk terbakar, sehingga hati hati dalam penggunaannya jangan sampai kena
tangan bisa tersengat aliran listriknya.
Raket nyamuk
yang rusak atau lemah bisa di perbaiki dan yang sering rusak adalah batrenya
yang sudah lemah, jadi bisa di coba untuk mengetes batre yang ada di dalam
raket nyamuk apakah sudah lemah tau masih bagus, dengan cara pakai multitester
atau juga bisa pakai lampu pijar.
Setelah di
cek ternyata batrenya baik baik saja , atau sudah di ganti dengan batre yang
bagus tapi kok masih lemah raket nyamuknya bisa di lanjutkan dengan
pengecekan capasitor penampung tetangan tinggi, ukran kapasitor ini biasanya
224 atau 22nf 2000v , ganti kapasitornya.
batree dan
kapasitor masih baik, tapi kok belum juga kuat tegangannya maka tahap
selanjutnya cek dioda beserta capasitor triplernya , dioda dan capasitor ini di
gunakan untuk meningkatkan tegangan sampai 3 kali lipatnya dari out trafo
stepup dari raket nyamuk.
batree,
capasitor penampung tegngan , dioda dan capasitor triple juga bagus, maka
tersangka utamanya adalah trafo stepupnya, untuk memperbaiki trafo stepup dari
raket nyamuk butuh kesabaran dan ketelitian, kawat email yang di gunakan sangat
kecil, ada 3 gulungan kawat email, masing masing untuk colektor transistor ada
8,5 gulungan untuk basis transistor ada 35 gulungan dan untuk out dari trafo
ada 1000 gulungan.
Jika batre
bagus dan tidak keluar tegangan sama sekali di raket nyamuknya bisa cek lebih
dulu transistornya ,juga bisa dari tombol microswitchnya yang tidak konek.
Makasih banyak abang, sangat bermanfaat
ReplyDeleteTanya gan kalo r854 dan 856 pada blok primer tv panasonic nilainya berapa gan?togel dibantu..trims
ReplyDelete