Saturday 4 June 2016

MENGENAL RANGKAIAN VERICAL DALAM PENERIMAAN TV (AUDIO, VIDEO)

MENGENAL RANGKAIAN VERTICAL DALAM PENERIMAAN TV



MENGENAL RANGKAIAN VERTICAL DALAM PENERIMA TV (AUDIO VIDEO)

Substansi :
  • DEFLECTION VERTICAL
  • VERTICAL GENERATOR
  • REMP GENERATOR
  • VERTICAL OUTPUT GENERATOR
  • VERTICAL FEEDBACK
  • PUMP UP
  • DISKRIMINASI
  • RANGKAIAN DEFLEKSI VERTIKAL
  • PULSE AMPLIFIER
  • DEFLECTION HORIZONTAL
  • OSILATOR HORIZONTAL 
  • HORIZONTAL DRIVE
  • HORIZONTAL OUTPUT
  • HORIZONTAL AFC (Automatic Frequency Control)
  • GRAPHIC GELOMBANG KERJA PADA RANGKAIAN AFC

DEFLECTION VERTICAL
Bagian ini berfungsi untuk menyediakan arus dengan signal grigi gergaji ke deflection yoke agar sinar elektron dapat melakukan scanning pada arah vertikal layar.

VERTICAL GENERATOR
Merupakan rangkaian yang berfungsi untuk membangkitkan pulsa frekuensi vertikal dengan frekuensi 50Hz untuk sistem CC IR (untuk sistem FCC 60 Hz) TV model lama kadang masih dijumpai menggunakan rangkaian RC Osilator yang punya "control adjustment V Hold" tapi saat ini hampir semua TV sudah menggunakan sistem vertikal count down yang tidak memerlukan adjustment sama sekali.
REMP GENERATOR
Berfungsi untuk membentuk pulsa gigi gergaji dari pulsa Osilator.

VERTICAL OUTPUT GENERATOR
Untuk menyediakan arus gigi gergaji pada kumparan deflection yoke maka dibutuhkan tegangan yang berbentuk "TRADESOID". Hal ini disebabkan kumparan vertikal tidak murni bersifat induksi tapi juga punya sifat resitip dari resistansi bahan kumparan itu sendiri :
Vertikal Output Generator
Vertikal Output Generator

VERTICAL FEEDBACK
Karena terjadi ketidak linieran pada parts, bagian osilator, remp.regulator atau vertikal output amp, maka menyebabkan arus gigi gergaji yang dihasilkan bentuknya tidak linier, hal ini mengakibatkan GB. menjadi cacat memanjang pada bagian atas atau memendek pada bagian bawah layar untuk menghilangkan cacat, maka harus dipasang rangkaian feedback negatif dari bagian vertical output amp ke remp.generator.

Dibutuhkan 2 maca feedback untuk memperbaiki linieritas bagian vertikal yaitu :
  • DC feedback, yaitu feedback tegangan DC dari pin vertikal out ke remp.generator.
  • AC feedback, yaitu feedback pulsa dari vertikal output setelah melalui capasitor couple ke ramp.generator.











Circuit DC dan AC feedback pada IC 201
Rangkaian AC / DC Feedback
Rangkaian AC / DC Feedback


PUMP UP
Merupakan rangkaian yang berfungsi untuk efisiensi power, maka vertikal out memakai 2 macam tegangan sumber, hal ini masih kita jumpai pada rangkaian TV yang masih menggunakan transistor untuk bagian vertikal out amp.nya seperti berikut ini :
  • Tegangan rendah diberikan pada saat scanning vertikal
  • Tegangan tinggi diberikan saat pulsa vertikal retrace
Pump-up berfungsi untuk menghasilkan supply tegangan tinggi dari supply tegangan rendah.
Pump-up
Pump-up

DISKRIMINASI
Merupakan bagian yang berfungsi untuk membedakan frekuensi vertikal signal video yang diterima dan akan mengeluarkan tegangan "H" jika frekuensi Vertikal = 50 Hz dan "L" jika frekuensi Horizontal = 60 Hz.
RANGKAIAN DEFLEKSI VERTIKAL
Rangkaian Deflection Vertikal
Rangkaian Deflection Vertikal
  • Signal sync dari rangkaian pemisah sync diintegrasikan oleh C401 yang terhubung dengan pin 35 IC 601, dimana signal sync.HOR. yang memiliki lebar pulse yang sempit dibuang.
  • Osilasi sebesar 50Hz bekerja sesuai switching TR. yang ada dalam IC601, osilasi akan terjadi seiring dengan terjadinya charge dan discharge pada C400 yang terhubung dengan pin 34 IC601, frekuensi osilasi vertikal tergantung dari waktu charge/discharge C400.
  • Suatu pulse gigi gergaji dapat dibangkitkan pada pin 33 IC601 yang terhubung dengan C420.
  • Pulse drive untuk vertikal keluar dari pin 31 IC601, kemudian diumpan ke pin 4 IC401 (Vertikal output hybird IC).
  • Pulse vertikal output keluar dari pin 2 IC401 dan diumpan ke deflection yoke.
Rangkaian Deflection Vertikal Block 2
Rangkaian Deflection Vertikal Block 2


PULSE AMPLIFIER
Pada 1/2 periode pertama pulse vertikal, Q1 on dan Q3 off arus listrik mengalir menuju deflection yoke mengisi C418 pada 1/2 periode berikutnya Q2 off dan Q3 on, muatan C418 mengeluarkan isinya yang mengalir menuju Q3 lalau GND lewat deflection yoke pada saat yang sama C412 charge sebesar tegangan supply bilamana pulse veritkal pada periode blanking (retrace) maka Q5 menjadi cut off sehingga D410 juga off, oleh sebab itu selama periode blanking tegangan pada pin3 IC401 sebesar 2x 24Volt = 48volt.

DEFLECTION HORIZONTAL
Arus ini berfungsi untuk menyediakan arus gigi gergaji, yang nantinya akan diumpankan ke kumparan pembelok sehingga sinar elektron pada CRT dapat melakukan scanning pada arah horizontal dengan benar, selain itu rangkaian Horizontal juga dimanfaatkan sebagai pembangkit tegangan tinggi untuk anode CRT serta untuk pembangkit beberapa macam tegangan menengah dan rendah lainnya.

Bagian-bagian dari rangkaian Deflection Horizontal meliputi :
OSILATOR HORIZONTAL 
Merupakan pembangkit pulse frekuensi Horizontal untuk sistem CCIR mempunyai frekuensi 15.625 Hz dan sistem FCC frekuensinya 15.750Hz.

HORIZONTAL DRIVE
Merupakan bagian yang dipakai untuk memperkuat frekuensi Horizontal dari Osilator, guna menyediakan arus yang mencukupi untuk menggerakan TR.HOR.OUT, sehingga pada saat periode "ON", TR dapat saturasi penuh atau betul-betul "ON".
HORIZONTAL OUTPUT
Bagian ini berfungsi untuk menyediakan power arus gigi gergaji untuk umpan ke kumparan deflection Horizontal dari TR.HOT kemudian di couple secara kapasitif kekumparan pembelok.
HORIZONTAL AFC (Automatic Frequency Control)
Rangkaian ini berfungsi untuk menghilangkan gangguan pada bagian Horizontal, maka osc.hor selalu dilengkapi dengan rangkaian AFC yang berfungsi untuk menjaga agar frekuensi dan phase signal HOR. scanning selalu stabil.

Rangkaian HORIZONTAL meliputi :
Oscillator Horizontal, Horizontal Drive dan Rangkaian AFC (Automatic Frequency control) yang mana rangkaian AFC ini akan membandingkan antara generator pulse (OSC.HOR) dengan signal sync.HOR dan perbedaan pada outputnya berupa tegangan. Pada generator pulse pendorong Horizontal yang seakan membuat sync. yang stabil dengan mengukur langsung pulse sync. hor. karena frekuensi pulse hor. itu sangat tinggi maka sync.nya mudah terganggu oleh noise dari luar.






CHART GELOMBANG KERJA RANGKAIAN AFC
Chart Gelombang Kerja Rangkaian AFC
Chart Gelombang Kerja Rangkaian AFC

Prinsip Kerja DC Power Supply (Adaptor) – Arus Listrik yang kita gunakan di rumah, kantor dan pabrik pada umumnya adalah dibangkitkan, dikirim dan didistribusikan ke tempat masing-masing dalam bentuk Arus Bolak-balik atau arus AC (Alternating Current). Hal ini dikarenakan pembangkitan dan pendistribusian arus Listrik melalui bentuk arus bolak-balik (AC) merupakan cara yang paling ekonomis  dibandingkan dalam bentuk arus searah atau arus DC (Direct Current).
Akan tetapi, peralatan elektronika yang kita gunakan sekarang ini sebagian besar membutuhkan arus DC dengan tegangan yang lebih rendah untuk pengoperasiannya.  Oleh karena itu, hampir setiap peralatan Elektronika memiliki sebuah rangkaian yang berfungsi untuk melakukan konversi arus listrik dari arus AC menjadi arus DC dan juga untuk menyediakan tegangan yang sesuai dengan rangkaian Elektronika-nya. Rangkaian yang mengubah arus listrik AC menjadi DC ini disebut dengan DC Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu daya DC.  DC Power Supply atau Catu Daya ini juga sering dikenal dengan nama “Adaptor”.
Sebuah DC Power Supply atau Adaptor  pada dasarnya memiliki 4 bagian utama agar dapat menghasilkan arus DC yang stabil. Keempat bagian utama tersebut diantaranya adalah Transformer, Rectifier, Filter dan Voltage Regulator.
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai Prinsip Kerja DC Power Supply, sebaiknya kita mengetahui Blok-blok dasar yang membentuk sebuah DC Power Supply atau Pencatu daya ini. Dibawah ini adalah Diagram Blok DC Power Supply (Adaptor) pada umumnya.Prinsip kerja DC Power Supply (Diagram Blok DC Power Supply)

Prinsip Kerja DC Power Supply (Adaptor)

Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang prinsip kerja DC Power Supply (Adaptor) pada masing-masing blok berdasarkan Diagram blok diatas.

Transformator (Transformer/Trafo)

Transformator (Transformer) atau disingkat dengan Trafo yang digunakan untuk DC Power supply adalah Transformer jenis Step-down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik sesuai dengan kebutuhan komponen Elektronika yang terdapat pada rangkaian adaptor (DC Power Supply). Transformator bekerja berdasarkan prinsip Induksi elektromagnetik yang terdiri dari 2 bagian utama yang berbentuk lilitan yaitu lilitan Primer dan lilitan Sekunder. Lilitan Primer merupakan Input dari pada Transformator sedangkan Output-nya adalah pada lilitan sekunder. Meskipun tegangan telah diturunkan, Output dari Transformator masih berbentuk arus bolak-balik (arus AC) yang harus diproses selanjutnya.Transformator Step Down
Anda dapat membaca lebih lengkap mengenai Transformator (Trafo) di artikel : Pengertian Tranformator dan prinsip kerjanya.

Rectifier (Penyearah Gelombang)

Rectifier atau penyearah gelombang adalah rangkaian Elektronika dalam Power Supply (catu daya) yang berfungsi untuk mengubah gelombang AC menjadi gelombang DC setelah tegangannya diturunkan oleh Transformator Step down. Rangkaian Rectifier biasanya terdiri dari komponen Dioda. Terdapat 2 jenis rangkaian Rectifier dalam Power Supply yaitu “Half Wave Rectifier” yang hanya terdiri dari 1 komponen Dioda dan “Full Wave Rectifier” yang terdiri dari 2 atau 4 komponen dioda.Rangkaian Dioda Rectifier (Penyearah)

Filter (Penyaring)

Dalam rangkaian Power supply (Adaptor), Filter digunakan untuk meratakan sinyal arus yang keluar dari Rectifier. Filter ini biasanya terdiri dari komponen Kapasitor (Kondensator) yang berjenis Elektrolit atau ELCO (Electrolyte Capacitor).Rangkaian Filter (Penyaring)

Voltage Regulator (Pengatur Tegangan)

Untuk menghasilkan Tegangan dan Arus DC (arus searah) yang tetap dan stabil, diperlukan Voltage Regulator yang berfungsi untuk mengatur tegangan sehingga tegangan Output tidak dipengaruhi oleh suhu, arus beban dan juga tegangan input yang berasal Output Filter. Voltage Regulator pada umumnya terdiri dari Dioda Zener, Transistor atau IC (Integrated Circuit).
Pada DC Power Supply yang canggih, biasanya Voltage Regulator juga dilengkapi dengan Short Circuit Protection (perlindungan atas hubung singkat), Current Limiting (Pembatas Arus) ataupun Over Voltage Protection (perlindungan atas kelebihan tegangan).Rangkaian IC Fixed Voltage Regulator
Baca juga : Jenis-jenis IC Voltage Regulator (Pengatur Tegangan)

Rangkaian Sederhana DC Power Supply (Catu Daya/Adaptor)

Berikut ini adalah Rangkaian Dasar dari sebuah DC Power Supply :Prinsip Kerja DC Power Supply (Catu Daya/Adaptor)
MENGENAL RANGKAIAN HORIZONTAL PENERIMA TV (AUDIO VIDEO)

Substansi :
  • CARA KERAJ OSC. HOR. HARTLEY
  • OSC. HOR. COUTN DOWN
  • Fungsi dan Kerja Bagian HOR DRIVE
  • Fungsi dan Kerja Bagian HOT.
  • TRANSISTOR POWER
  • DIODA DAMPER
  • CAPASITOR RESONAN
  • FERITE CORE
  • KOREKSI CACAT SCAN HOR.
  • CARA KERJA RANGKAIAN PELIPAT DUA TEGANGAN SETENGAH GELOMBANG

CARA KERAJ OSC. HOR. HARTLEY

Rangkaian Oscilator Horizontal Model Hartley
Rangkaian Oscilator Horizontal Model Hartley
Frekuensi resonansi ditentukan oleh nilai rangkaian paralel resonator L1. Transistor Q1 digunakan sebagai penguat aktif dan mendapatkan tegangan bias dari R8 Capasitor C2 dipakai sebagai couple feedback positif agar rangkaian dapat beresonansi frekuensi osc. diadjust dengan mengatur inti ferrite dari induktor L1 mempunyai center tap, dimana center tap arah GND mempunyai lilitan yang lebih sedikit dibandingkan dengan yang kearah capasitor (C2).





OSC. HOR. COUTN DOWN
Rangkaian OSC. Hor. Count Down
Rangkaian OSC. Hor. Count Down


VCO menggunakan external keramik resonator untuk menghasilkan frekuensi 500KHz (32FH) dari frekuensi ini, yang mana dilakukan setelah melalui driver (8) dan (4), maka akan diperoleh frekuensi HOR. (FH) agar frekuensi HOR. stabil, maka dilengkapilah dengan rangkaian HOR. AFC.

Fungsi dan Kerja Bagian HOR DRIVE
Rangkaian Horizontal Driver
Rangkaian Horizontal Driver

Berfungsi sebagai penyedia power untuk Mengontrol Transistor HOT sehingga dapat saturasi (on full phase).

Agar diperoleh efisiensi maximun, maka interstage couple menggunakan trafo sebagai matching impedance, bagian HOR.DRIVE output yang mempunyai impedansi tinggi dan bagian input transistor HOR. mempunyai impedansi lebih rendah, sebab beban (load) output berupa kumparan, pada saat transistor "off", maka akan menyebabkan terjadinya osilasi parasitik yang terjadi karena adanya resonansi antara kumparan primer trafo dengan floating capasitif dari rangkaian untuk menghilangkan osilasi parasitik ini, maka dipasang serial RC Filter pada bagian primer trafo HOR.DRIVE.

RC Decoupling Filter dipasang pada bagian supply untuk menghilangkan ripple tegangan supply yang dapat menimbulkan gangguan garis-garis vertical hitam putih pada bagian kiri raster.

Fungsi dan Kerja Bagian HOT.
Fungsi utama adalah untuk menyediakan arus gigi gergaji untuk mengontrol deflection yoke HVT (High Voltage Tension) juga berfungsi sebagai beban output bagi transistor HOT. Umumnya digunakan couple capasitif (dengan ELCO) untuk menghubungkan dari HOR.OUT ke deflection yoke. Komponen utama rangkaian HOR.OUT ke deflection yoke adalah terdiri dari berikut ini :

TRANSISTOR POWER
Transistor HOT DRIVE oleh pulsa kotak dan berlaku sebagai switch on-off.

DIODA DAMPER
Umumnya sudah menjadi satu kesatuan dengan transistor HOT, jika dioda open (rusak) maka akan menyebabkan gangguan ringging pada raster yang berupa garis-garis HOR. hitam putih pada bagian kanan raster dan kalau dibiarkan hidup terlalu lama akan menyebabkan TR.HOR rusak.

CAPASITOR RESONAN
Tr.HOT dioda damper dan capasitor resonan secara keseluruhan ini menentukan bentuk arus gigi gergaji, perubahan nilai capasitor akan mempengaruhi lebar deflection HOR. (HOR.size), jika nilai capasitor ini menurun s/d banyak/lepas tidak terpasang, maka akan menyebabkan  TR.HOR out rusak.

FERITE CORE
Pada bagian ini kadang dipakai ferite core pada kaki-kaki Transistor yang berfungsi untuk menghindarkan agar frekuensi HOR. tidak dipancarkan oleh bagian yang bersangkutan, sebab jika sampai diterima kembali oleh bagian tuner akan dapat menimbulkan gangguan padal monitor.

KOREKSI CACAT SCAN HOR.
Berfungsi untuk memperbaiki cacat deflection HOR. pada bagian HOR.OUT dapat dijumpai beberapa macam rangkaian corector.
Koreksi Cacat Scan Hor.
Koreksi Cacat Scan Hor.


  • Pada waktu Q1 ON (Sw 1 tertutup), maka arus listrik (L) mengalir pada power supply.
  • Saat Q501, off (Sw1 terbuka) arus listrik pada deflection yoke tidak segera nol, dikarenakan sifat natural dari kumparan yang dilewati arus listrik, oleh karena itu arus listrik L.Y mengisi (charge) condensator (C2).
  • Saat pengisian C selesai, maka condensator (c) mengeluarkan isinya (discharge) menuju LY sebagai I3.
  • Saat arus discharge I3 selesai, maka pada LY timbul counter elektro motive (gaya gerak listrik balik) dimana forward bias terhadap dioda, maka mengalirkan I4 melalui dioda, demikian peristiwa ini selalu berulang-ulang.
B+ Power Supply
B+ Power Supply

  • tegangan anode CRT harus tinggi mendekati 25kv.
  • untuk menghasilkan tegangan tinggi itu menggunakan output HOR. dan gambar diatas merupakan contoh rangkaian dengan tegangan tinggi.
  • pulsa output HOR. diberikan pada rangkaian penyearah pendobel (pelipat dua), biasanya rangkaian pembangkit tegangan tinggi dibuat bersama dengan rangkaian output deflection HOR.
  • pada TV dengan layar yang besar (inch) membutuhkan daya output dari transistor output HOR. yang lebih besar, maka transistor-transistor output HOR. menggunakan teknik rangkaian paralel, atau ada juga yang menggunakan rangkaian pembangkit tegangan tinggi duluar/teripsah dengan rangkaian deflection HOR.




CARA KERJA RANGKAIAN PELIPAT DUA TEGANGAN SETENGAH GELOMBANG

Rangkaian Pelipat Dua Tegangan
Rangkaian Pelipat Dua Tegangan
  • Jika E1 diberikan tegangan, maka C3 mendapat muatan dengan arah arus yang ditunjukan seperti pada (1), sehingga tegangannya sama dengan E1, kemudian C3 mendapat tegangan lagi dari E2, sehingga muatannya menjadi terkuras dengan arah arus yang digambarkan oleh (2) pada gambar.
  • Arus pengurasan ini untuk memberikan muatan pada 2 capasitor C1 dan C2, tapi karena tegangan E2 negaif dan capasitor C1 dan C2 diseri dan diberi muatan oleh rangkaian penjumlah E1 dan E2, maka tegangan pada C1 dan C2 bernilai (E1 + E2)/2
  • Bila E1 on, maka C3 mendapatkan muatan melalui jalan (arah arus (3)) pada Gb. karena C1 dan C2 telah mendapat muatan, maka jalur arus yang melalui D1,D2 dan D3 menjadi terputus (cut off) oleh masing-masing capasitor tersebut.
  • Tegangan C1 dan C2 masing-masing menjadi (E1 + E2)/2 dan tegangan pada C3 = E1+(E1+E2)/2. Lebih lanjut bila diberikan tegangan E2 maka muatan pada C1 dan C2 tegangannya menjadi bernilai (E1+E2).3/4, sebab tegangan pada C1 dan C2 itu merupakan penjuamlahan tegangan E2 dengan tegangan pada muatan C3 sebagai gasil dari permuatan tegangan menjadi 2E1+E2=3E1, maka dari itu rangkaian ini disebut sebagai rangkaian PENYEARAH TRIPLER (Pelipat tiga 1/2 gelombang).
  • Pada rangkaian tegangan tinggi yang menggunakan pulsa melayang kembali ke E1, jauh lebih besar dari E2, maka output rangkaian tersebut = PENYEARAH PELIPAT DUA (DOUBLER).


MACAM-MACAM FILTER TEKNIK ELEKTRONIKA
Menggunakan Filter Untuk Mengurangi Efek Sinyal Yang Tidak Diinginkan (f2) dan Mempertahankan Sinyal Yang Diinginkan (f1)
Menggunakan Filter Untuk Mengurangi Efek Sinyal Yang Tidak Diinginkan (f2) dan Mempertahankan Sinyal Yang Diinginkan (f1)



Substansi :
  • Filter Frekuensi
  • Filter Pasif
  • Filter Aktif
  • LPF (Low Pass Filter)
  • HPF (High Pass Filter)
  • BPF (Band Pass Filter)
  • BSF (Band Stop Filter)

FILTER FREKUENSI
Berfungsi melewatkan frekuensi tertentu dan menekan / menghalangi frekuensi yang lain, pada dasarnya ada 2 macam-macam tipe filter :

Filter Pasif
Adalah rangkaian filter yang hanya terdiri dari komponen-komponen pasif seperti resistor, capasitor atau induktor.

Keunggulan Filter Pasif :
  • Tidak memerlukan catu daya
  • Komponen pembentuknya sedikit
  • Rangkaiannya sederhana.



Kerugian Filter Pasif :
  • Dipengaruhi oleh beban
  • Mempunyai slope yang lebih datar.

Filter Aktif
Adalah rangkaian filter yang disusun oleh komponen pasif dan aktif atau melibatkan komponen-komponen aktif seperti transistor, IC, dll.

Keuntungan Filter Aktif :
  • Slopenya lebih curam
  • Tidak dipengaruhi oleh beban
  • Faktor kualitas dapat dinaikan.

Kerugian Filter Aktif :
  • Komponen yang dilibatkan banyak
  • Memerlukan catudaya.

LPF (Low Pass Filter)
Adalah filter yang berfungsi untuk melewatkan frekuensi rendah dan menahan frekuensi tinggi, dibawah ini merupakan rangkaian dasarnya :

Low Pass Filter (Pasif)
Low Pass Filter (Pasif)

Frekuensi Cut-off :
Ingatkah Anda bahwa nilai resistansi yang dimiliki oleh Capasitor saat dilalui arus AC adalah Reaktansi Capasitif, sehingga bisa dinyatakan bahwa:
https://2.bp.blogspot.com/-0yZYdK61qec/Vw8E3Hw1rVI/AAAAAAAAKLA/LWBRXl6FQk0CjKLobY4hxLAfcfQyegWBwCLcB/s1600/reaktansi%2Bcapasitif.png

Sementara itu, oposisi untuk arus AC yang mengalir di suatu rangkaian disebut Impedansi (Z), dan filter diatas menggunakan rangkaian seri, maka bisa dinyatakan bahwa:

https://4.bp.blogspot.com/-Ij37obTuvVY/Vw8GzlFHR9I/AAAAAAAAKLM/PACUs8UDSKENFemb7KxeWh6VvaaNcIr6QCLcB/s1600/impedansi%2Bseri.png

Kemudian untuk menggantikan persamaan impedansi di atas menjadi persamaan pembagi potensial resitif, maka diperoleh persamaan berikut:


https://1.bp.blogspot.com/-8kO1BUvTTBY/Vw8oI1N4cjI/AAAAAAAAKLg/gfGAoL6M-FI3h3Y5VfgX8XpM3iol8WQOgCLcB/s1600/Vout%2BLPF%2Bpasif.png

HPF (High Pass Filter)
Adalah filter yang berfungsi untuk melewatkan frekuensi tinggi dan menahan frekuensi rendah, berikut rangkaian dasarnya :

High Pass Filter (Pasif)
High Pass Filter (Pasif)

Frekuensi Cut-off :
Titik kerja frekuensi ini dapat ditemukan dengan menggunakan persamaan yang sama seperti LPF, hanya saja perlu modifikasi pada pergeseran fasa untuk menjelaskan sudut fasa positif, seperti yang ditunjukan di bawah ini:

https://3.bp.blogspot.com/-Dze_GbiFMd4/Vw8-C49E8SI/AAAAAAAAKL4/rKr9sp_11kA5ibq253usKgKW8x0aIUsaACLcB/s1600/frekuensi%2Bcut%2Bof%2Bhpf.png

Gain atau Amplifier Volt (Av) yang diberikan adalah sebagaimana Vout/Vin (magnitude) dan dihitung sebagai:

https://2.bp.blogspot.com/-HBC95jBnATs/Vw8_svglvjI/AAAAAAAAKME/G1-xEmRfBA0ViWShuua_RLprFSUShMsIgCLcB/s1600/gain%2Bhpf.png


BPF (Band Pass Filter)
Adalah filter yang berfungsi untuk melewatkan frekuensi tertentu, jadi frekuensi diatas dan dibawah cut off akan dibuang/diredam. Berikut rangkaian dasarnya :

Band Pass Filter (Pasif)
Band Pass Filter (Pasif)






BSF (Band Stop Filter)
Adalah filter yang berfungsi untuk membuang atau menahan frekuensi tertentu, sedangkan frekuensi yang lain dilewatkan/diteruskan, berikut ini adalah rangkaian dasarnya :

Typical Band Stop Filter Configuration
Typical Band Stop Filter Configuration
MENGENAL KONFIGURASI PENGUAT TRANSISTOR
Untuk membentuk konfigurasi penguat, maka kita harus memberikan tegangan bias pada transistor yang digunakan, rangkaian bias yang banyak digunakan adalah jenis bias FeedBack (umpan balik arus), rangkaian ini biasa digunakan untuk membuat transistor bekerja maksimal.

Tegangan kerja pada transistor ditentukan dengan melakukan penyetelan nilai arus colektor(IC) dan tegangan antara colektor-emitor(VCE), keduanya merupakan unsur utama untuk membuat karakteristik output yang baik.

Nilai IC adalah sumbu coordinat (y), sedangkan tegangan VCE sebagai obsis, koordinatnya membentuk titik kerja (Q), maka :
  • titik Q ditengah-tengah garis beban membentuk kelas A
  • titik kerja pada cut off membentuk kelas B
  • titik kerja diantara keduanya membentuk kelas AB.

Dalam rangkaian bias terdapat nilai arus colektor, nilai tersebut dapat diketahui dari informasi yang tercantum di badan transistor. Misalnya, informasi menerangkan bahwa arus colektor max, maka hanya arus max yang boleh melewati transistor tersebut.

Arus saturasi adalah arus max, yang dapat ditetapkan oleh pemasangan komponen resistor. Unsur IC dan VCE adalah saling berpenyearah atau berkebalikan.

Prosedur
Dalam membentuk konfigurasi penguat menggunakan transistor, maka colector tidak boleh digunakan sebagai input.

Pada konfigurasi penguat terdapat tambahan komponen ELCO yang berkapasitas paling besar digunakan untuk grounded, ELCO tersebut dinamakan condensator penyimpan (bypass), fingsinya adalah untuk menyimpangkan signal AC ke GND / masa.

Condensator yang berkapasitas kecil yang dihubungkan sebagai input disebut condensator penghubung (coupling) condensator yang berkapasitas menengah digunakan untuk menghubungkan blok penguat sebelumnya ke blok penguat berikutnya.

Nama-nama configurasi diambil dari pemasangan condensator (bypass) di suatu elektronda (kaki transistor):
  • Common Emitor : dimana base sebagai input, colektor sebagai output dan emitor ke GND.
  • Common Colector : dimana base sebagai input, emitor sebagai output dan colektor ke GND.
  • Common Base : dimana emitor sebagai input, colektor sebagai output dan base ke GND.

Rumus Penguatan Pada Konfigurasi
Penguatan Arus (AI)
Common Emitor (CE) = IC/IB, disebut Î² (beta)
Common Colecktor (CC) = IE/IB, disebut Î³ (gamma)
Common Base (CB) = IC/IE, disebut Î± (alfa)

Beta (β) c adalah nilai penguatan yang ada di data book Transistor.

Hubungan Alfa, Beta, Gamma
GAMMA
IE / IE = (IC+IB) / IE
1 = (IC+IB) / IE
1 = Î± + 1/γ
1/γ = 1 - α
γ = 1 / (1 - α)

ALFA
1/γ = 1 - α
α = Î³/γ - 1/γ
α = (γ - 1) / γ

BETA
IE/IC = (IC + IB) / IC
IE/IC = IC/IC + IB/ IC
IE/IC = 1 + IB/ IC
1 = IE/IC - IB/ IC
1 = IE/IC - IB/ IC
1 = 1/α - 1/β
1/β = 1/α - 1
1/β = 1/α - Î±/α
1/β = (1- Î±) / Î±
β = α / (1 - Î±)

GAMMA
IE/IB = (IC + IB) / IB
IE/IB = IC / IB + IB / IB
IE/IB = IC / IB + 1
1 = IE/IB - IC / IB
1 = Î³ - Î²
γ = 1 - Î²


COMMON EMITOR (Emitor Bersama)
Konfigurasi Common Emitor
Konfigurasi Common Emitor
Adalah rangkaian transistor dimana signal input (VI) terhubung antara basis dan emitor, arus yang diperkuat oleh transistor menghasilkan signal output yang lebih besar. Penguat Emitor (VE) adalah penguat balik dimana fasa signal output merupakan kebalikan dari signal input, penambahan tegangan pada base akan menambah arus base yang mengakibatkan bertambahnya IC. Nilai IC yang naik menyebabkan bertambahnya tegangan RL yang berakibat tegangan colektor berkurang.
Penambahan tegangan (+) pada base menyebabkan pengurangan tegangan colektor, bila tegangan base berkurang IB dan IC berkurang juga, sehingga tegangan colektor akan naik. Signal output merupakan kebalikan dari signal input.

Sifat-sifat Rangkaian common emitor :
  • mempunyai impedansi input yang rendah
  • mempunyai impedansi output yang tinggi
  • penguatan arus besar
  • penguatan daya maksimum +- 50dB (deciBell)

Persamaan penguatan common emitor :
IC/IB = output/input


COMMON BASE (Base Bersama)
Konfigurasi Common Base
Konfigurasi Common Base
Rangkaian common base sangat baik digunakan pada rangkaian VHF amplifier, misalnya pada perangkat televisi. (Tunner).
Sifat-sifat rangkaian common base :
  • penguatan arusnya kurang dari 1
  • impedansi input rendah
  • impedansi output tinggi
  • penguatan daya 40 dB
  • penguatan tegangan tinggi
  • mempunyai respon signal HF



COMMON COLEKTOR (Colektor Cersama)
Konfigurasi Common Colector
Konfigurasi Common Colector
Adalah rangkaian transistor dimana colektor dihubungkan langsung ke vcc, signal input di hubungkan dengan base dan output diambil dari kaki emitor, rangkaian ini memiliki keistimewaan diantaranya : impedansi outputnya sangat rendah, sehingga dapat dihubungkan dengan condensator ke speaker.

Sifat-sifat rangkaian common colektor :
  • penguatan arus besar
  • impedansi input tinggi
  • impedansi output rendah
  • penguatan daya rendah
  • penguatan tegangan rendah
  • mempunyai inverting signal/fasa (+) 
  • signal input pada base dan output pada emitor

Konfigurasi Transistor Bipolar
Konfigurasi Bipolar Transistor
Konfigurasi Bipolar Transistor
MENGENAL KONFIGURASI PENGUAT TRANSISTOR
Untuk membentuk konfigurasi penguat, maka kita harus memberikan tegangan bias pada transistor yang digunakan, rangkaian bias yang banyak digunakan adalah jenis bias FeedBack (umpan balik arus), rangkaian ini biasa digunakan untuk membuat transistor bekerja maksimal.

Tegangan kerja pada transistor ditentukan dengan melakukan penyetelan nilai arus colektor(IC) dan tegangan antara colektor-emitor(VCE), keduanya merupakan unsur utama untuk membuat karakteristik output yang baik.

Nilai IC adalah sumbu coordinat (y), sedangkan tegangan VCE sebagai obsis, koordinatnya membentuk titik kerja (Q), maka :
  • titik Q ditengah-tengah garis beban membentuk kelas A
  • titik kerja pada cut off membentuk kelas B
  • titik kerja diantara keduanya membentuk kelas AB.

Dalam rangkaian bias terdapat nilai arus colektor, nilai tersebut dapat diketahui dari informasi yang tercantum di badan transistor. Misalnya, informasi menerangkan bahwa arus colektor max, maka hanya arus max yang boleh melewati transistor tersebut.

Arus saturasi adalah arus max, yang dapat ditetapkan oleh pemasangan komponen resistor. Unsur IC dan VCE adalah saling berpenyearah atau berkebalikan.

Prosedur
Dalam membentuk konfigurasi penguat menggunakan transistor, maka colector tidak boleh digunakan sebagai input.

Pada konfigurasi penguat terdapat tambahan komponen ELCO yang berkapasitas paling besar digunakan untuk grounded, ELCO tersebut dinamakan condensator penyimpan (bypass), fingsinya adalah untuk menyimpangkan signal AC ke GND / masa.

Condensator yang berkapasitas kecil yang dihubungkan sebagai input disebut condensator penghubung (coupling) condensator yang berkapasitas menengah digunakan untuk menghubungkan blok penguat sebelumnya ke blok penguat berikutnya.

Nama-nama configurasi diambil dari pemasangan condensator (bypass) di suatu elektronda (kaki transistor):
  • Common Emitor : dimana base sebagai input, colektor sebagai output dan emitor ke GND.
  • Common Colector : dimana base sebagai input, emitor sebagai output dan colektor ke GND.
  • Common Base : dimana emitor sebagai input, colektor sebagai output dan base ke GND.




Rumus Penguatan Pada Konfigurasi
Penguatan Arus (AI)
Common Emitor (CE) = IC/IB, disebut Î² (beta)
Common Colecktor (CC) = IE/IB, disebut Î³ (gamma)
Common Base (CB) = IC/IE, disebut Î± (alfa)

Beta (β) c adalah nilai penguatan yang ada di data book Transistor.

Hubungan Alfa, Beta, Gamma
GAMMA
IE / IE = (IC+IB) / IE
1 = (IC+IB) / IE
1 = Î± + 1/γ
1/γ = 1 - α
γ = 1 / (1 - α)

ALFA
1/γ = 1 - α
α = Î³/γ - 1/γ
α = (γ - 1) / γ

BETA
IE/IC = (IC + IB) / IC
IE/IC = IC/IC + IB/ IC
IE/IC = 1 + IB/ IC
1 = IE/IC - IB/ IC
1 = IE/IC - IB/ IC
1 = 1/α - 1/β
1/β = 1/α - 1
1/β = 1/α - Î±/α
1/β = (1- Î±) / Î±
β = α / (1 - Î±)

GAMMA
IE/IB = (IC + IB) / IB
IE/IB = IC / IB + IB / IB
IE/IB = IC / IB + 1
1 = IE/IB - IC / IB
1 = Î³ - Î²
γ = 1 - Î²


COMMON EMITOR (Emitor Bersama)
Konfigurasi Common Emitor
Konfigurasi Common Emitor
Adalah rangkaian transistor dimana signal input (VI) terhubung antara basis dan emitor, arus yang diperkuat oleh transistor menghasilkan signal output yang lebih besar. Penguat Emitor (VE) adalah penguat balik dimana fasa signal output merupakan kebalikan dari signal input, penambahan tegangan pada base akan menambah arus base yang mengakibatkan bertambahnya IC. Nilai IC yang naik menyebabkan bertambahnya tegangan RL yang berakibat tegangan colektor berkurang.
Penambahan tegangan (+) pada base menyebabkan pengurangan tegangan colektor, bila tegangan base berkurang IB dan IC berkurang juga, sehingga tegangan colektor akan naik. Signal output merupakan kebalikan dari signal input.

Sifat-sifat Rangkaian common emitor :
  • mempunyai impedansi input yang rendah
  • mempunyai impedansi output yang tinggi
  • penguatan arus besar
  • penguatan daya maksimum +- 50dB (deciBell)

Persamaan penguatan common emitor :
IC/IB = output/input


COMMON BASE (Base Bersama)
Konfigurasi Common Base
Konfigurasi Common Base
Rangkaian common base sangat baik digunakan pada rangkaian VHF amplifier, misalnya pada perangkat televisi. (Tunner).
Sifat-sifat rangkaian common base :
  • penguatan arusnya kurang dari 1
  • impedansi input rendah
  • impedansi output tinggi
  • penguatan daya 40 dB
  • penguatan tegangan tinggi
  • mempunyai respon signal HF

COMMON COLEKTOR (Colektor Cersama)
Konfigurasi Common Colector
Konfigurasi Common Colector
Adalah rangkaian transistor dimana colektor dihubungkan langsung ke vcc, signal input di hubungkan dengan base dan output diambil dari kaki emitor, rangkaian ini memiliki keistimewaan diantaranya : impedansi outputnya sangat rendah, sehingga dapat dihubungkan dengan condensator ke speaker.

Sifat-sifat rangkaian common colektor :
  • penguatan arus besar
  • impedansi input tinggi
  • impedansi output rendah
  • penguatan daya rendah
  • penguatan tegangan rendah
  • mempunyai inverting signal/fasa (+) 
  • signal input pada base dan output pada emitor

Konfigurasi Transistor Bipolar
Konfigurasi Bipolar Transistor
Konfigurasi Bipolar Transistor


Tabel Perbandingan Karakteristik Konfigurasi Transistor Bipolar
Tabel Perbandingan Karakteristik Konfigurasi Transistor Bipolar






Inverting Konfigurasi Transistor Bipolar

Inverting Transistor Bipolar
Inverting Transistor Bipolar
Kesimpulan :
  • Common emitor = penguat daya
  • Common base   = penguat tegangan
  • Common colektor = penguat arus
·        ABL
ABL (Automatic Brightness Level) yaitu rangkaian yang berfungsi untuk mengontrol brightness (Cahaya) secara otomatis. Ciri-ciri rangkaian ABL; dari salah satu jalur kaki flyback langsung diberi kapasitor milar ke Ground dan ada resistor 2-3 buah yang disambung seri nilainya antara 68K – 150K dari B+ 110V.
·        AUDIO OUTPUT
Audio output adalah bagian penguat suara. Tugasnya menguatkan suara/mengeraskan suara. Audio output ini biasanya menggunakan komponen IC, ada stereo ada mono.
·        CHROMA/MATRIX (Pembangkit Warna)
Chroma atau disebut juga Matrix adalah rangkaian untuk pembangkit warna.Rangkaian RGB adalah bagian dari chroma. Chroma dibuat dalam bentuk IC. Pada TV model lama bagian chroma,osilator,IF ada IC sendiri-sendiri atau terpisah, sedangkan TV model sekarang sudah menjadi satu dalam IC. Chroma adalah membangkitkan warna yang diproses dalam IC. Lalu RGB out adalah hasil dari chroma yang diberikan ke bagian penguat akhir  (Blok RGB). Tegangan RGB out dari IC ini adalah 4 Volt DC. Jika output dari IC ini tidak ada maka warna tidak muncul bahkan layar bisa gelap.
·        DEFLEKSI (YOKE)
Defleksi atau yoke adalah kumparan kawat tembaga yang berfungsi membuka layar secara vertikal dan horizontal. Jadi defleksi terdiri dari 2 macam kumparan yaitu vertikal dan horizontal. Kawat vertikal ada diluar dan kawat horizontal ada didalam. Kawat horizontal sering terbakar dan bisa menyebabkan transistor horizontal mati. Yoke yang terbakar mengakibatkan lebar gambar kanan dan kiri berkurang. Jika defleksi terbakar segera ganti baru karena sudah tidak bisa dipakai lagi, bila dipakai maka akan merusak rangkaian horizontal terutama dibagian output.
Bila mau mengganti defleksi/yoke maka yang pertama diperhatikan adalah hambatan kawat horizontal yaitu 1–2ohm. Sebab kalau hambatan horizontal ini lebih besar selisihnya maka lebar gambar kanan dan kiri akan berkurang banyak dan ini sulit untuk diakali. Hambatan kawat vertikal yaitu antara 16-20ohm. Untuk kawat vertikal ini kalau bisa juga jangan selisih banyak. Kalau terpaksa tidak ada yang mendekati dgn hambatan aslinya tidak masalah karena vertikal masih bisa di akali. Tetapi lebih baik usahakan hambatannya yang mendekati asliny agar tidak kesulitan setting layar. Menentukan pin vertikal dan pin horizontal yaitu pin vertikal didepan dan pin horizontal dibelakang dengan gulungan kawatnya lebih banyak.
·        DEGAUSING
Degausing adalah lilitan kawat tembaga yang dibuat secara rapi dan dibungkus isolasi hitam yang melingkari tabung dan berfungsi untuk mengendalikan / melindungi tabung agar tidak mudah terkena magnet. Lilitan degausing ini ukuran standarnya yaitu 15 ohm – 20 ohm. Kalau dibawah 15 ohm berarti short/konslet.
·        DRIVER HORIZONTAL
Driver horizontal adalah penguat osilator horizontal. Driver horizontal terdiri dari dua komponen saja yaitu transistor dan trafo IT. Transistor yang digunakan untuk driver horizontal adalah jenis NPN dgn kode C atau D. Tegangan Basis transistor ini asalnya dari IC osilator yang tertulis H-OUT sebesar 2V. Tegangan kolektor sebesar 50V berasal dari tegangan B+ 110V melalui resistor. Tegangan kolektor ini sebagai input trafo IT kemudian output IT menjadi tegangan AC sebesar 0,5 – 2V. Tegangan AC inilah kuncinya untuk mengetahui mesin TV hidup atau belum. Tegangan ini kemudian ke Basis Transistor output horizontal (panel horizontal) yang akan membangkitkan kerjanya flyback.
·        FLYBACK
Flyback adalah sebuah kumparan yang berfungsi untuk membangkitkan tegangan tinggi sebesar 20.000v – 25.000v (20 –25 KV) yang diberikan ke anoda tabung. Flyback dapat bekerja apabila ada tegangan sebesar 110V dan ada sinyal dari rangkaian horizontal. Flyback ada 3 kabel yaitu kabel untuk menyalurkan tegangan 25KV (yang ada kopnya), kabel fokus (dengan tegangan sebesar 3000 Volt) dan kabel screen (sebesar 500 Volt). Contoh cara mengukur Flyback: Goldstar/Akari (154-064P atau 154-177B): Colektor _ 180v _ B+ _ Ground _ 16v _ 24v _ 40v _ ABL _ Heater _ AFC
Langkah persiapan:
·       
1.Multitester pada posisi ohm,X1,X10,atau X100. Usahakan jangan posisi X1K atau 10K karena sangat peka sehingga untuk mengukur pin flyback jarum akan
bergerak sedikit semua.Membuat anda bingung.
2.Pada Pin COL,180V,B+ adalah saling berhubungan. Jadi jika di ukur pin Colector,180V,dan B+,jarum harus bergerak. Jika salah satu tidak bergerak berarti flyback rusak.
3.Pin B+,180V,Colektor tidak boleh terhubung dengan pin Ground – 16V – 24V – 40V – ABL – HT – AFC. jika diukur jarum tidak boleh bergerak. Jika jarum bergerak berarti flyback rusak.
4.Ukur pin Ground dengan pin lainnya yaitu 16V,24V,40V,HT,AFC secara bergantian. Jarum harus bergerak, jika salah satu tidak bergerak berarti flyback rusak.
5.Pin ABL tidak boleh hubung dgn pin manapun. Jadi khusus pada pin ABL jika diukur dengan semua pin tidak boleh hubung. Jika jarum bergerak berarti flyback rusak.


·        Cara Mengetahui Flyback Rusak;
Secara fisik :
1. Flyback terlihat pecah/retak di bodinya
2. Flyback bau terbakar/mengeluarkan asap dari bodinya
3. Flyback menyemburkan api biru dari bodinya. Artinya flyback ini masih hidup tetapi bocor,maka perlu ganti.
Secara non fisik :
1. Transistor panel horizontal cepat panas jika TV dihidupkan baru beberapa menit atau bahkan baru beberapa detik saja. Dalam hal ini ada 2 kemungkinan yang rusak yaitu flyback atau defleksi/yoke.
2. Tegangan B+ 110V jadi short (tidak keluar), padahal semua komponen regulator diukur normal. Baik primer maupun sekundernya.
·        OSILATOR ( Pembangkit Frekuensi )
Osilator adalah pembangkit frekuensi atau sinyal yaitu ada sinyal osilator horizontal dan sinyal osilator vertikal.
Tugasnya sendiri-sendiri, osilator horizontal membangkitkan sinyal horizontal sebesar 15,625 KHz. Osilator vertikal membangkitkan sinyal vertikal sebesar 50 Hz.
Sinyal horizontal lebih besar dibanding sinyal vertikal. Karena sinyal horizontal digunakan untuk membangkitkan kerja flyback,  Jadi flyback dapat bekerja harus ada tegangan 110 VDC dari regulator dan sinyal dari osilator horizontal. Bila salah satu tidak normal maka flyback tidak dapat bekerja sehingga mesin TV mati total. Dari keterangan diatas dapat kita simpulkan bahwa mesin TV bisa hidup harus ada tegangan 110V dan sinyal horizontal. Walaupun bagian lain belum normal, misalnya vertikal mati atau bagian chroma bermasalah atau bagian IF bermasalah tetapi mesin TV sudah bisa hidup walaupun layar gelap dan tidak ada gambar. Oleh karena itu bagian regulator & horizontal merupakan jantungnya mesin TV, harus hidup lebih dahulu. Untuk TV model baru mulai tahun 2000 keatas, karena banyak protektornya maka bila
salah satu bagian tidak bekerja sempurna, otomatis mesin TV akan mengalami protek/mati (hanya lampu indikator yang nyala). Jadi reparasi mesin TV yang banyak proteknya lebih sulit dan  butuh ketelitian.
Kembali ke masalah osilator..
·        OUTPUT HORIZONTAL
Output Horizontal atau disebut juga panel horizontal adalah kelanjutan dari driver horizontal yang akan membangkitkan kerjanya flyback. Tegangan yang dikeluarkan dari driver horizontal diteruskan ke output ini yaitu ke Basis Transistor panel.  Selain membangkitkan flyback, juga sebagai output ke defleksi.
·        PENGUAT VIDEO
Penguat video adalah bagian yang berfungsi menguatkan video.Bagian penguat video ini sebenarnya terbagi 3 bagian yaitu video IF, Video Detektor dan Video Driver. Masing-masing bagian mempunyaifungsi sendiri-sendiri. Diantaranya
berikut ini :
Video IF/ Penguat IF ( Intermediate Frequency), berfungsi menguatkan sinyal-sinyal yang diterima dari mixer, kemudian diteruskan ke video detektor.  Video detektor, berfungsi mendeteksi sinyal gambar dan suara kemudian diteruskan ke video driver.
Sinyal pembawa gambar dideteksi hingga keluar sinyal pembawa gambar yang frekuensinya 15 KHZ-5 MHZ.
Sinyal pembawa suara dideteksi hingga keluar sinyal pembawa suara baru 5,5 MHZ (FM).
Video driver berfungsi memisahkan sinyal pembawa suara, sinyal gambar dan sinyal sincronisasi.
Sinyal gambar diteruskan ke video output.
Sinyal suara diteruskan ke sound IF amplifier.
Sinyal sinkronisasi diteruskan ke sinkronisasi separator.
·        PROGRAM & MEMORY
Program adalah rangkaian untuk mengendalikan semua settingan gambar, misalnya chanel, volume, brightness, contras, warna dan sebagainya. Semua diatur dan dikendalikan oleh rangkaian IC program. Lalu data-data disimpan di IC memori. Tegangan yang dibutuhkan oleh IC program dan memori ini adalah 5 Volt.
·        REGULATOR
Regulator/power supply /adaptor pada mesin TV menggunakan sistem Acematic. Maksudnnya acematic adalah
tidak menggunakan trafo step down (penurun tegangan AC). Tetapi mengunakan dioda tegangan tinggi sebagai penyearah dan kondensator elko. Kemudian untuk membagi tegangannya menggunakan trafo coper. Penguat regulatornya menggunakan transistor atau STR. Sistem acematic tegangan yang dihasilkan lebih bagus dan stabil. Regulator ini tugas yang paling pokok adalah mengeluarkan tegangan 110 Volt untuk menyuplai flyback.
Selain tegangan 110V ada juga teganganyang lain yaitu 12Vuntuk menyupply IC osilator, tuner atau lainnya. Lalu tegangan 5V untuk keperluan IC program. Tegangan 5V ini juga tugas pokok dari regulator. Jadi kalau mesin TV mati total, langkah awal yang dilakukan adalah cek tegangan dari regulator yaitu 110V, 12V, 5V. Ketiga tegangan tsb adalah sumber tegangan paling utama pada mesin TV.  Jika ketiga tegangan tsb sudah normal, tetapi mesin TV masih mati maka langsung cek tegangan output dari trafo IT keluar tidak.  Jika tidak keluar berarti sudah jelas masalahnya di bagian osilator.
·        BLOK RGB (Penguat Akhir Warna)
Blok RGB adalah rangkaian penguat akhir warna. Tegangan pada rangkaian RGB ini sebesar 180 vdc. Rangkaian RGB model lama ada beberapa trimpot untuk setting warna. Kalau TV model baru sudah menggunakan program yang disebut program “Servis Mode”. Di rangkaian blok RGB ada beberapa tegangan diantaranya Teg Heater (H), Teg Katoda Biru (KB), Teg Katoda Merah (KR), Teg Katoda Hijau KG), Teg Screen, Teg Fokus. Masing-masing tegangan diberikan ke katoda tabung melalui soket yang disebut soket CRT atau soket tabung. Berapa saja tegangan masing-masing katoda?
Heater = 6 Volt AC
KB,KR,KG = 90 – 125 Volt DC
Screen = 250 – 500 Volt DC
Fokus = 3000 Volt DC
·        TUNER
Tuner berfungsi untuk menangkap sinyal gambar dan suara dari pemancar. Di dalam tuner ada 3 bagian yaitu RF, osilator dan mixer. Osilator bertugas membangkitkan frekuensi. Sebenarnya yang berfungsi menangkap sinyal gambar dan suara adalah RF.  Kemudian diteruskan ke mixer. Mixer akhirnya menghasilkan frekuensi baru, kemudian di filter menjadi 2  frekuensi yaitu 38,9 MHZ dan 33,4 MHZ. Frekuensi 38,9 MHZ adalah frekuensi pembawa gambar. Frekuensi 33,4 MHZ adalah frekuensi pembawa suara. Kedua frekuensi tersebut kemudian diteruskan ke penguat video IF.

·        VERTICAL OUTPUT
Vertikal output adalah rangkaian penguat vertikal bagian output (keluaran). Tegangan B+ IC vertikal output ini adalah 24V. Lalu tegangan output / keluaran yang menuju defleksi adalah 12 – 16 Volt DC. Bila ditemui kasus TV gambarnya hanya garis mendatar ukurlah tegangan output vertikal yang menuju defleksi ada atau tidak. Tegangan harus dibawah 20V yaitu 12 – 16V. Bila tegangan lebih dari 20V maka layar juga akan garis mendatar saja. Bila tegangan output tidak ada sama sekali, ukur dulu tegangan B+ nya 24V ada atau tidak. Kemudian seandainya gambar kurang lebar atas bawah, cek saja kondensator/elko-elko bagian output, biasanya kering. Selain elko cek juga resistornya atau langsung ganti baru saja resistornya. Jangan lupa cek juga trimpotV-Size & V-Line yang berfungsi mengatur lebar gambar atas bawah, pada TV model lama pasti ada. Trimpot tsb sering rusak. Kalau TV model baru, buka dulu servise mode-nya dengan menggunakan remot asli dan tombol TV, kadang berubah setingan.
KERUSAKAN BAGIAN VIDEO - IF
Daftar isi :
1.01     Fungsi bagian penguat Video IF.
1.02     Apa alasan penggunaan frekwensi IF.
1.03     Mengapa penguat Video IF sangat penting.
1.04     Apakah sistim penerima (receicer) Superheterodyne itu ?
1.05     Bagian-bagian dari penguat video IF
           1.05.1   Penyesuai impedansi (Impedance Matching)
           1.05.2   IF Pre amplifier
           1.05.3   SAW filter (Surface Acoustic Wave)
           1.05.4   Penguat IF
           1.05.5   AGC (Automatic Gain Control)
           1.05.6   PLL atau VCO video detektor
           1.05.7   AFT (Automatic Fine Tuning)
           1.05.8   Noise Inverter
           1.04.9   Video indentification
1.05    UOC (ultimate one chip) tidak menggunakn sirkit pre-amp sebelum SAW filter.





1. Memahami cara kerja bagian penguat Video IF
 
1.01  Fungsi bagian penguat Video IF.
Penguat Video IF merupakan sebuah Band Pass Amplifier yang berfungsi untuk mempekuat frekwensi menengah atau IF (Intermediate Frequency) sinyal pembawa gambar yang berasal dari keluaran Tuner agar levelnya mencukupi untuk dideteksi oleh bagian video detektor. Untuk sistim PAL BG seperti di Indonesia spektrum frekwensi penguat video IF menggunakan center pada frekwensi 38.9Mhz untuk IF sinyal pembawa gambar (video carrier) dan 33.4Mhz untuk sinyal IF pembawa suara (sound carrier)
 
1.02 Apa alasan penggunaan frekwensi IF.
Frekwensi yang digunakan oleh stasiun siaran teve sangat luas sekali , mulai dari frekwensi 30Mhz hingga 900Mhz. Sinyal yang diterima antena teve sangat lemah sekali (hanya sekian per juta volt), dimana sinyal ini harus diperkuat agar levelnya kurang lebih menjadi sekitar 2v pp (peak-to-peak). Adalah sangat sulit untuk men-desain sebuah penguat frekwensi tinggi yang stabil yang mampu bekerja pada spektrum frekwensi yang demikian luas seperti ini. Achirnya diketemukan suatu cara penerimaan yang dinamakan sistim “Superheterodyne” dimana dengan cara ini dari berbagai macam frekwensi yang diterima antena perlu dirubah menjadi “hanya satu macam frekwensi” saja, sehingga akan lebih mudah dalam men-desian dan membuat bagian penguatnya.
 
1.03  Bagian penguat Video IF sangat penting karena menentukan kualitas-kualitas  seperti :
  • Sensitivitas penerimaan atau kemampuan menerima sinyal dari antena yang lemah tetapi tetap dapat memberikan kualitas gambar yang bersih dari noise.
  • Selektivitas penerimaan atau kemampuan untuk memisahkan gangguan dari chanel yang berdekatan
  • Kualitas gambar atau kemampuan untuk memberikan detail (resolusi) gambar yang tajam.
 
1.04  Apakah sistim penerima (receicer) Superheterodin itu ?
Penerima radio yang langsung memilih frekwensi yang diterima antena, memperkuat sinyal yang diterima dan kemudian langsung dideteksi dinamakan penerima “stright” atau penerima langsung. Sistim penerima seperti ini mempunyai banyak kelemahan antara lain karena kurang sensitif dan tidak selektif.
Sistim penerimaan yang dinamakan superheterodin diperkenalkan oleh Edwin Armstrong pada tahun 1918 untuk memperbaiki cacat penerima stright, dimana sistim ini hingga sekarang terus digunakan. Pada sistim superheterodin sinyal yang diterima antena dirubah dahulu menjadi frekwensi IF (frekwensi menengah) dengan menggunakan sirkit RF osilator dan mixer.
Besarnya frekwensi IF untuk penerima :
  • AM receicer 455/450Khz
  • FM receiver 10.7Mhz
  • TV  receiver ada beberapa sistim yaitu 38.0/38.9/45.75/Mhz. Teve sistim PAL BG/DK menggunakan center frekwensi IF 38.9Mhz.
  • TV satelit receicer 70Mhz
  • Radar receiver 30Mhz
  • Komunikasi receiver dengan gelombang mikro 70/250Mhz
 
1.05 Bagian-bagian dari penguat video IF
  • Sirkit penyesuai impedansi input
  • Penguat pre-amp transistor
  • SAW filter
  • Penguat IF
  • AGC (Autimatic Gain Control)
  • AFT (Automatic Fine Tuning)
  • PLL atau VCO video detektor
  • Noise inverter
  • Video Indentification
 
1.05.1  Penyesuai impedansi input (Impedance Matching)
Sirkit yang tersiri dari resistor dan kapasitor atau induktor (coil) untuk menyesuaiakan dengan impedansi output Tuner.
 
1.05.2   IF Pre amplifier
Pemakaian SAW filter menyebabkan terjadi kerugian level sinyal video IF atau istilah teknisnya “insertion loss”.  Sebuah penguat Pre-amp  yang menggunakan sebuah transistor digunakan untuk meg-“kompensasi” akibat  kerugian ini.
 
1.05.3   SAW filter (Surface Acoustic Wave)
Merupakan “filter band pass” yang hanya akan melewatkan frekwensi pembawa gambar dengan center frekwensi 38.9Mhz dan sinyal pembawa suara dengan center frekwensi 33.4Mhz. Atau secara keseluruhan SAW fiter mempunyai “frekwensi respons” (melewatkan hanya frekwensi) mulai dari 33.15 hingga 40.15Mhz. Kita patut sangat berterima kasih dengan penemuan alat semacam ini, sebab sebelum diketemukan SAW filter pada teve model sebelum tahun 80’an, untuk membuat filter band pass semacam ini dibutuhkan sirkit yang terdiri 3 hingga 5 buah macam coil yang perlu diajust pada berbagai macam frewkwnsi yang berbeda. Dan ajustmen hanya dapat dilakukan dengan peralatan yang khusus.
Kelebihan penggunaan SAW filter :
  • Dengan SAW filter kita tidak perlu lagi melakukan adjustmen.
  • Bentuknya kompak, kecil dan kuat tidak gampang rusak.
  • Kerjanya stabil pada jangka yang lama.
  • dapat memberikan kualitas gambar yang bagus
 
Kelemahan SAW filter
SAW filter bekerja dengan cara merubah getaran listrik frekwensi tinggi menjadi getaran mekanik akustik pada bagian input, dan kemudian merubah kembali menjadi getaran listrik pada bagian output. Hal ini menyebabkan terjadi kerugian level sinyal atau disebut “insertion loos”. Oleh karena itu maka dibutuhkan satu tingkat penguat transistor untuk mengkompensasi kerugian semacam ini.
 





Kenapa dinamakan SAW filter.
Getaran mekanik menjalar lewat benda padat melalui 2 macam cara :
  • Bulk wave – gelombang menjalar melalui bagian dalam benda padat.
  • Surface wave - gelombang menjalar melalui bagian permukaan benda padat.
Pada SAW filer sinyal input menjalar ke bagian output melalui bagian permukaan sejenis kristal yang digunakan sebagai bahan pembuatannya.
 
Pin-out SAW filter yang berbentuk in-line (sisir)
  • 1. Input
  • 2. Input Gnd
  • 3. Chip Gnd
  • 4. Output (IF in)
  • 5. Output (IF in)
 
1.05.4  Penguat IF
Umumnya sirkit penguat IF menggunakan tiga tingkat penguat kaskade untuk memperkuat sinyal video IF. Sirkit menggunakan “balance input” dari SAW filter.
 
1.05.5  AGC (Automatic Gain Control)
Sinyal gambar dimodulasikan menggunakan sistim AM (amplitudo modulasi). Oleh karena itu cacat amplitudo akan dapat menyebabkan gambar rusak. Penguat video IF dirancang agar keluaran dari sirkit video detektor adalah konstant sebesar 2v pp. Padahal kekuatan sinyal RF input yang diterima oleh antena berbeda-beda pada setiap stasiun pemancar.  Jika sinyal RF yang diterima antena terlalu kuat, maka dapat mnyebabkan sinyal keluaran melebihi 2v pp, dan hal ini dapat menyebabkan sinkronisasi sinyal gambar cacat atau hilang sama sekali karena terpotong (clipped). Untuk mencegah hal ini terjadi maka digunakan sirkit AGC, yang fungsinya adalah  untuk “mengurangi faktor penguatan” bagian penguat video IF jika sinyal RF yang diterima terlalu kuat, dengan tujuan untuk menjaga agar level keluaran sinyal video tetap terjaga konstan pada level 2v pp. AGC bekerja dengan sistim loop umpan balik tertutup, kuat lemahnya sinyal keluaran dari sirkit video detektor digunakan sebagai umpan balik untuk pengendalian faktor penguatan pada bagian IF amplifier dan Tuner.
 
Ada 2 macam sirkit AGC yang bekerja pada bgaian video IF :
  • IF AGC – Merupakan sirkit internal didalam ic video IF yang berfungsi untuk mengurangi faktor penguatan bagian sirkit penguat video IF.
  • RF AGC – Merupakan sirkit yang bekerja eksternal.  Jika penguatan bagian penguat video IF sudah minimal tetapi sinyal yang diterima masih terlalu kuat, maka akan bekerja eksternal AGC yang akan mengurangi faktor penguatan bagian penerima Tuner


 
Ada beberapa tipe sirkit AGC
  • Average AGC (AGC rata-rata) - AGC diatur oleh level tegangan rata-rata sinyal video. Hasilnya kurang bagus, sebab dipengaruhi oleh besar kecilnya level sinyal video, padahal kuatnya sinyal RF antena tetap.
  • Peak level AGC - AGC diatur oleh besarnya level puncak sinyal sinkronisasi. Hasilnya lebih baik dari average AGC.
  • Delayed AGC – atau AGC yang ditunda. Artinya jika sinyal yang diterima masih lemah tidak terlalu kuat maka AGC belum akan aktip bekerja. AGC baru akan mulai bekerja jika sinyal yang diterima antena sudah melebihi level yang ditentukan.
 
1.05.6   PLL atau VCO video detektor
Istilah lainnya yang kadang digunakan untuk sirkit  ini adalah Video demodulator, Low level detector.  Teve jaman kuno detektor menggunakan diode germanium yang bekerja seperti prinsip diode penyearah. detektor semacam ini mempunyai kelemahan dimana informasi gambar akan kehilngan deteil pada sinyal gambar yang levelnya kecil. Sehingga saat ini video detektor menggunakan sirkit low level detektor. Sistim kerjanya secara detail bermacam-macam tergantung dari desain pabrikan ic tersebut.


Salah satunya adalah seperi contoh dibawah ini.
Adalah VCO (voltage control osilator) merupakan pembangkit frekwensi tinggi dimana frekwensinya dapat dikendalikan secara otomatis dengan sirkit PLL (Phase Lock Loop) agar  frekwensi dan phasanya selalu tepat  dengan frekwensi sinyal pembawa IF 38.9Mhz. Sinyal ini digunakan untuk mendeteksi atau “menyaring”  sinyal gambar dari sinyal pembawanya (atau memisahkan sinyal video dari sinyal pembawa gambar 38.9Mhz).
Pada sirkit video IF model lama masih membutuhkan eksternal coil yang perlu diajust tepat pada frekwensi 38.9Mhz. Tetapi perkembangan selanjutnya pada model-model baru tidak lagi digunakan eksternal coil ini, dan adjustmen dapat dilakukan oleh mikroprosesor melalui komunikasi data IC2CBus (SDA/SDL).
 
Ada 2 macam sinyal keluaran dari sirkit video detektor, yaitu
  • Sinyal gambar atau CVBS yang akan diproses oleh bagian video prosesor untuk mendapatkan kembali sinyal RGB setelah melalui sirkit “sound trap 5.5Mhz” untuk mencegah agar sinyal suara FM 5.5 tidak ikut masuk.
  • Sinyal pembawa suara FM 5.5 Mhz yang akan diproses oleh bagian FM audio prosesor untuk mendapakan sinyal suara (audio) setelah melalui BPF (band pass filter) 5.5Mhz
 
1.05.7  AFT (Automatic Fine Tuning)
Karena faktor kelembaban, faktor panas, faktor waktu pemakaian teve maka frekwensi tuning pada Tuner dapat bergeser karena karakteristik komponen-komponennya yang berubah.  Dimana hal ini dapat menyebabkan warna hilang atau suara ngeses/kemresek. Untuk menjaga problem seperti ini terjadi maka digunakan sirkit AFT.
Jika tegangan tuning bergeser maka akan mengakibatkan frekwensi keluaran dari tuner tidak lagi tepat pada 38.9Mhz, misalnya keluaran menjadi 38 Mhz.  Sirkit AFT akan membandingkan frekwensi keluaran ini dengan frekwensi referensi coil AFT yang diadjust tepat pada 38.9. Kalau ada perbedaan frekwenis sirkit AFT akan meng-output-kan “tegangan koreksi dc” lewat pin AFT-out ke bagian mikrokontrol, dan mikrokontrol akan mengkoreksi tegangan tuning yang bergeser ini sehingga frekwensi keluaran dari tuner kembali tepat pada 38.9Mhz. Jadi tepatnya sirkit AFT berfungsi untuk menjaga keluaran dari tuner agar selalu tepat pada frekwensi 38.9Mhz.
Pada sirkit model lama AFT masih membutuhkan eksternal coil yang harus diadjust tepat pada frekweni 38.9Mhz, tetapi pada model-model baru eksternal coil  sudah tidak diperlukan lagi.
 
Switch AFT on-off
  • Pada teve model lama terdapat manual switch “AFT on-off” pada bagian front panel. Pada saat melakukan pemrograman chanel posisi harus “off”. Setelah selesai melakukan pemrograman semua chanel, maka harus kembalikan lagi pada posisi “on”
  • Pada teve model baru switch semacam ini sudah tidak diketemukan lagi, tetapi secara otomatis akan dilakukan oleh mikrokontrol. Pada saat dilakukan manual/auto search otomatis AFT pada kondisi “off”.
  • Nomor Chanel yang telah dirubah dengan “Fine tuning” maka AFT otomatis akan menjadi “off” tidak bekerja dan biasanya ditandai dengan warna nomor chanel yang berubah menjadi kuning.
 
Tegangan AFT mempunyai fungsi ganda, yaitu
  • Menjaga secara otomatis agar tegangan tuning selalu tepat.
  • Sebagai sinyal kontrol saat manual/auto search agar dapat stop secara otomatis atau dimemori secara otomatis bersama dengan sinyal “video indentifikasi”.
 
1.05.8  Noise Inverter
Sirkit noise inverter dipasang sesudah sirkit video detektor.  Digunakan untuk menghilangkan gangguan noise frewkwnsi tinggi. yang ada pada sinyal gambar (video).
Ada 2 macam gangguan frekwensi tinggi, yaitu
  • Black noise – yaitu gangguan noise yang berupa garis-garis pendek berwarna hitam.
  • White noise – yaitu gangguan noise yang berupa garis-garis pendek berwarna putih.
Dinamakan noise inverter, karena pada sirkit ini untuk menghilangkan noise digunakan sebuah sirkit inverter. Suatu sirkit filter frekwensi tinggi digunakan untuk menyaring agar hanya frekwensi tinggi yang berisi noise saja yang dapat lewat. Kemudian frekwensi tinggi ini phasanya dibalik 180 derajad. Sinyal frekwensi tinggi yang phasanya dibalik ini kemudian dicampur (mixing) dengan sinyal video yang masih mengandung noise. Hasilnya sinyal frekwensi tinggi yang phasenya dibalik akan saling menghilangkan dengan noise frekwensi tinggi yang dibawa sinyal video, karena phasenya berlawanan.  Maka keluaran dari noise inverter akan merupakan sinyal video yang bebas dari noise.
 
1.04.9  Video Indentifikasi (ID)
Istilah lainnya adalah SD (Sync Detect) atau HS (Hor Sync). Merupakan sirkit yang akan meng-output-kan tegangan pulsa dc jika bagian penguat video IF menerima siaran teve. Sinyal ini sebenarnya merupakan sinyal “sinkronisasi horisontal”. 
Sinyal ini digunakan untuk membedakan antara sinyal teve dari gangguan sinyal lainnya yang mungkin diterima antena,  misalnya harmonic dari siaran amatir dan berfungsi untuk :
  • Sebagai refernsi sinyal stop pada saat manual/auto search dengan sinyal tegangan AFT. Pada saat manual/auto search pin-video indentifikasi akan berubah sesaat dari nol menjadi “high” ketika pas terima siaran.
  • Sebagi kontrol sinyal video-mute (blue back). Jika tidak terima siaran maka pin-video indentifikasi tegangannya nol. Tegangan ini diiputlan ke mikrokontrol dan selanjutnya mikrokontrol akan melakukan audio/video muting.
Sirkit video IF model lama belum menggunakan sirkit semacam ini, karena model lama belum mempunyai fasilitas manual/auto search.


Contoh pin-keluar sinyal video indentifiction
  • TA8690   -  pin-21
  • LA76810A – pin-22
  • TDA8361/62 -  pin-14
  • TB1238  - pin-31
  • Pada ic model baru video indentifikasi menggunakan komunikasi lewat IC2Bus (SDA/SCL)
 
1.05  Mengapa pada sirkit yang menggunakan ic UOC (ultimate one chip) tidak menggunakn sirkit pre-amp sebelum SAW filter.
Dengan ic UOC memungkinkan untuk dibuat suatu penguat video IF yang sangat tinggi. Oleh karena itu kompensasi “insertion loss” dilakukan didalam ic UOC atau istilahnya teknisnya “post pre-amp”.

Cara ini adalah untuk memastikan defleksi yoke rusak apa tidak sebelum melakukan pengecekan komponen yang lainnya. Pada saat memperbaiki tv kadang kita menjumpai kerusakan defleksi yoke. Kerusakan def yoke kadang sulit dideteksi karena mirip dengan kerusakan rangkaian bagian vertikal. Bagaimana mengetahui dan memastikan bahwa defleksi yoke ini rusak apa tidak?

Lillitan defleksi yoke ada dua macam yaitu lilitan defleksi horisontal dan lilitan defleksi vertikal. Yang mana kedua lilitan ini mempunyai perbedaan resistansi jika kita ukur menggunakan avometer. Lilitan defleksi horisontal biasanya mempunyai resistansi sekitar 1,2 ohm sampai 5 ohm. Untuk lilitan defleksi vertikal mempunyai resistansi sekitar 14 ohm sampai 17 ohm. Cara mengukurnya bisa menggunakan avometer digital atau avometer analog yang biasa.

Untuk avometer digital set skala X200. Ddan untuk avometer analog set skala X10. Sebelum mengukur defleksi yoke. Lepas dulu socket dari pcb mesin tv. Ada empat konektor defleksi. Dua untuk konektor horisontal biasanya menggunakan kabel warna merah dan biru. Jika nilai resistansi kurang dari 1,2 ohm berarti lilitan defleksi horisontal short. Dan dua untuk konektor  vertikal biasanya menggunakan kabel warna kuning dan cokelat. Jika nilai resistansi kurang dari 14 ohm berarti lilitan defleksi vertikal short. Jarang terjadi kerusakan short pada lilitan vertikal.

Kerusakan defleksi yoke biasanya ditandai gambar menciut atau menyempit. Penyebab kerusakan disebabkan karena udara lembab. Menghasilkan air yang menempel pada lilitan yang akhirnya menyebabkan korosif dan menghilangkan lapisan email kawat. Yang menyebabkan short antar lilitan.

Karet penyangga yoke juga bisa menjadi penyebab kerusakan. Cara pengukuran menggunakan avometer kadang juga kesulitan untuk menentukan besaran resistansi lilitan karena perbedaan nilai ohm yang sangat tipis. Bisa saja terjadi pengukuran def yoke normal tapi gambar masih menyempit. Karena lilitan yoke yang rusak kadang tidak semuanya. Biasanya hanya lapisan email kawat tembaga yang terkelupas akibat panas atau korosif. Sehingga kalaupun diukur dengan avometer sedikit sekali perbedaannya.

Bagaimana jika pengukuran defleksi yoke normal, tapi gambar tetap menyempit?

Bila menggunakan cara seperti yang diatas belum bisa mendeteksi secara pasti kerusakan defleksi yoke. Karena pernah terjadi pengukuran defleksi yoke normal tapi gambar tetap menyempit. Solusi yang mudah adalah dengan melakukan percobaan memakai defleksi yoke cadangan. Yoke yang dipakai bisa sembarang asalkan cocok dengan leher tabung crt.

Silahkan coba ganti saja dengan yoke cadangan. Jika dengan yoke cadangan gambar bisa membuka, berarti yoke aslinya rusak. Jika dengan yoke cadangan gambar tetap menyempit, berarti kerusakan bukan dari defleksi yoke aslinya. Kerusakan ada di bagian vertikal. silahkan di cek komponen bagian vertikal terutama ic vertikal, elco, resistor. Pastikan semua tegangan ic vertikal normal dan tidak drop.

Pasang trafo yoke untuk TV lebar dan menyempit

Cara pasang trafo yoke
Trafo yoke adalah sebuah trafo yang bisa menyempitkan gambar dan bisa melebarkan gambar terutama bila anda mengganti mesin tv cina  sebab tahanan di yoke tidaklah sama dengan yang diperlukan oleh chasis tv cina , apalagi bila anda menggantinya bekas monitor komputer atau  CRT tv-tv lawas terutama 25’ keatas , cara mengakalinya ya…… pakai trafo yoke yang  banyak dijual .
kemasan-t.yoke
Setelah melakukan installasi mesin TV cina biasanya sering kita jumpai layar kurang lebar atau terlalu lebar, hal semacam ini bisa diatasi dengan mengganti-ganti capacitor reosonansi, namun jika dengan cara seperti itu belum memperoleh hasil yang maksimal maka cobalah Anda gunakan Trafo yoke.  
t.yoke
Cara memasang Trafo yoke

  • pasang kabel merah dan biru pada horizontal yoke tanda H
  • pasang kabel hijau dan kuning atau hitam putih pada vertikal yoke tanda V perhatikan yang benar susunan warnanya jangan terbalik .
Untuk menyempitkan gambar :
  • perhatikan 2 kabel merah pada trafo.
  • Trafo pin no.3  kabel terhubung  ke chasis mesin tv
  • Rubah solderan trafo pin no.3 ke pin no.4,5,6,7 ( gambar semakin menyempit ).
Untuk melebarkan gambar .
  • perhatikan 2 kabel merah pada trafo .
  • tukar posisi solderan pin no.3 ke no.2 dan no.2 ke no. 3
  • trafo pin no.3 kabel terhubung  ke yoke horizontal .
  • rubah solderan trafo pin no.3 ke pin no. 4,5,6,7 ( gambar semakin melebar )
trafo-melebarkan-GBR
trafo-yoke-untuk-menyempitkan gbr
bila anda butuh trafo yoke , bisa pesan pada saya telp. 0852 1044 7754 dengan harga promo 30 ribu aja ( belum termasuk ongkos kirim )




Cara Mengukur Hambatan, Tegangan dan Arus Listrik |
 Kita akan melakukan eksperimen pengukuran besaran-besaran listrik yaitu hambatan, arus, dan tegangan listrik. Arus dan tegangan yang akan kita ukur adalah arus dan tegangan searah DC. Alat ukur yang akan kita gunakan adalah multimeter, yaitu alat ukur yang mampu mengukur hambatan, arus dan tegangan sekaligus.
Ada beberapa skala dalam multimeter yang terkait dengan posisi saklar pemilih. Untuk membaca skala secara benar. Anda harus memperhatikan keterangan pada skala tersebut. Skala terukur dapat ditentukan dengan rumus berikot
Hasil pengukuran = (skala yang ditunjuk jarum/skala maksimalnya) x posisi saklat pemilih.
A. Mengukur Hambatan Listrik.
Peralatan : Multimeter dan beberapa hambatan listrik.
Langkah-langkah:
cara mengukur hambatan listrik1. Tempatkan saklar pemilih pada posisi pengukuran hambatan (bertanda Ω ). Hubungkan kedua pin (positif dan negatif). Jika jarum penunjuk tidak tempat menyimpang ke kanan ke posisi nol, putarlah tombol kalibrasi untuk menepatkannya.
2. Tempatkan saklar pemilih pada posisi terbesar (x 10 k), tempelkan masing-masing ujung pin pengukur pada ujung-ujung sebuah resistor. Amati skala yang ditunjuk oleh jarum dan tentukan besar hambatan tersebut. Perhatikan bahwa dalam pembacaan skala hambatan, nilai nol mulai dari arah kanan. Jika skala yang terbaca terlalu kecil (jarum menyimpang jauh ke kanan mendekati nol), putar saklar pemilih ke angka pengali yang lebih kecil (misalnya x 1k) hingga diperoleh skala yang jelas.
3. Ulangi prosedur pengukuran itu untuk mengukur hambatan pada resistor yang lain.












B. Mengukur Tegangan Listrik DC
Peralatan multimere, soket baterai dan beberapa batu baterai.
Langkah-langkah:
Cara mengukur tegangan listrik
1. Putar saklar pemilih pada posisi DCV.
2. Hubungkan kutub positif mulitimeter (pin positif) pada kutub positif sebuah batu baterai. Ingat, jangan sampai terbali pemasangan kutub positif dan negatifnya.
3. Baca skala jarum penunjuk dan tentukan tegangan baterai tersebut.
4. Ulangi prosedur pengukuran untuk menentukan tegangan baterai-baterai yang lain.
5. Sebagai variasi. Anda dapat menggabungkan baterai dalam sebuah soket dan mengukur tegangan gabungannya.






C. Mengukur Arus Listrik DC
Cara mengukur arus listrik
Peralatan: Multimeter, baterai dan sebuah lampu sebagai hambatan.
Langkah-langkah:
1. Putar saklar pemilih pada posisi DCmA.
2. Hubungkan kutub positif multimeter (pin positif) pada kutub positif sebuah batu baterai melalui sebuah lampu. Ingat, jangan sampai terbalik pemasangan kutub positif dan negatifnya.
3. Baca skala jarum penunjuk dan tentukan besar arus dalam rangkaian tersebut.

http://peluangsukses.mywapblog.com/files/tabelkerusakan.jpg
Tabel kerusakan regulator tv cina
http://peluangsukses.mywapblog.com/files/regulatortvcina.jpg
daerah kerusakan regulator
http://peluangsukses.mywapblog.com/files/rankaiankipastv.jpg
Skema regulator

Mengatasi kerusakan pada power tv cina.

1.Teg inp 300v pada elco besar tdk ada.cek jala2 listrik dan 4 bh dioda pada inp.ganti semua

2.TEGANGAN INPUT NORMAL 300 V TAPI TEGANGAN OUTPUT 115 V TIDAK ADA

cek:Kalau teg input nya ada dan teg output nya tidak ada berarti tv belum bisa hidup , nah yang rusak disini yaitu dioda zener 6v8 ada 4 buah , D516 , D517 , D518 dan D519 ganti semuanya

3.TRANSISTOR POWER JEBOL TERUS

Pada rangkaian power tv cina terdapat 3 buah transistor di antaranya:
V513 » D1885 ,
V512 » C3807 dan
V551 » A1015.
yang rusak adalah V513 » D1885 karena kalau transistor ini di ganti selalu jebol atau rusak lagi disebabkan C516 pecah maka ganti transistor dan C516

Transistor power supply tv cina
biasa memakai
Tr D2498
D1710
C5088 pada umum nya
TV 14’ dan 21

1.Bila transistor power nya rusak biasa transistor driver nya juga ikut rusak , ini yang sering
terjadi . transistor driver TV cina adalah C 3807 atau C 2655 .

Komponen pendukung lain nya yang sering rusak , yang mengakibatkan Tr power
supply jebol / short . biasa elco 3,3 / 160 volt , vr nya juga klo
rusak tegangan menjadi tinggi . TR A 1015 dan optocouplernya . kadang resistor umpan
balik putus

kerusakan yang sering terjadi pada regulator mesin
tv cina :

Regulator tidak bekerja kerusakan pada R520&521 yang melar/putus,V517/V512/V511
short, C507/C517 melar dan C516 retak.

Tegangan tidak stabil kerusakan pada N501 dan RP511

Tegangan over kerusakan pada R522melar/putus dan V533 short

Kerusakan short V513 dapat menyebabkan rusaknya V512 atau sebaliknya

Kerusakan C517 dapat menyebabkan kerusakan V512.

TR jebol/short karena suhu yg terlalu panas dan juga karena ada komponen
pendukung yg rusak seperti elco.

Gunakan TR yg paling sesuai Seperti D2498/
D1710/C5088(14, 20 dan 21 inch),
C5296, C5297, C5299 untuk 29 inch dan TR drivernya C3807/ C2655.

Tegangan naik, R47K, 100K, 150K Pada rangkain Adjusment putus/ melar.

Pertama start tegangan normal lama2 tegangan naik, TR A1015 yg sudah melemah.

TR A1015 short mengakibatkan power suply tidak bekerja / swicth, sering karena kena
radiasi petir.

Kadang TV bisa hidup kadang drop, kadang hidupnyagambar menyempit dan
tidak sinkron, ganti Trimpot 2K2.

Pertama On TVbagus setelah beberapa detik layar menutup seperti IC vertical
rusak terus membuka dan seterusnya scara bergantian, kerusakan pada
dioda IN4148 untuk tegangan umpan balik


Tegangan tidak mau keluar padahal semua komponen bagus, ganti optocoupler.

Tegangan Drop dan bergetar disertai bunyi derik pelan pada travo inverter, ganti
optocoupler.

Kerusakan optocoupler juga mengakibatkan TR jebol.

Tegangan Drop bisa juga karena C681 2kv hangus.

Tegangan normal, TV pun menyala normal TR tidak panas tapi tiba2 TR jebol disebabkan
R1K2 putus untuk bias minus ke kaki basis TR drive C3807.

Elco kering sehingga TV tidak bisa ON / B+ drop,atau ada gangguan pada gambar..

cara kerja Regulator : Umpan balik dari tegangan B+ ke bagian primer regulator
digunakan untuk mengatur tegangan naik-turun B+ melaui photo-coupler. Besarnya arus
yang melalui diode- photocoupler akan menyebabkan perubahan nilai resistransi transistor-
photocoupler. Jika ARUS yang mengalir melalui diode-photocoupler NAIK, maka tegangan B+ akan TURUN Sebaliknya jika ARUS yang mengalir TURUN – maka tegangan B+ akan
NAIK……..bahkan mungkin dapat menyebabkan Tr Power
reg jebol. Contoh-contoh : Misalnya jika R555 47 nilai molor. Arus diode photo-
coupler mengalir dari B+ -- diode- photo-coupler – Tr
V553. Karena R555 molor, maka arus yang memalui diode-photocoupler akan
turun, dan akibatnya tegangan B+akan melonjak naik. Jika diode zener VD561 short.
Akibatnya arus yang melalui diode photocoupler – Tr VD553 akan naik. Akibatnya
tegangan B+ akan turun jika Photo-coupler rusak. Akibatnya tidak ada umpan
balik ke bagian primer, akibatnya tegangan B+ akan
melonjak sangat tinggi…dan tr Power jebol Jika R552 nilai molor. Akan
menyebabkan tegangan basis Tr V553 turun, akibatnya arus
yang melalui kolektor Tr V553 maupun diode-photocoupler
akan turun. Maka tegangan B+ akan melonjak naik Jika R553 nilai molor. Akan
menyebabkan tegangan pada basis Tr V553 naik, akibatnya
arus yang melalui kolektor Tr V553 naik. Dan tegangan B+ akan drops.








Konvergen adjustment

Tujuan adjustment konvergen.
  • Setiap pasangan elemen phospor RGB pada layar CRT- dibagian belakangnya diwakili oleh sebuah lubang pada shadow mask.
  • Konvergen adjustment bertujuan agar ke 3 buah sinar elektron RBG masuk lewat satu lubang yang sama pada shadow mask sebelum menembak ke tiga elemen RGB
  • Sehingga jika ke tiga buah elemen RGB tertembak oleh sinar elektron tersebut secara bersamaan akan bercahaya sebagai titik yang berwarna putih


 Shadow mask adalah merupakan plat tipis yang berlubang-lubang 
yang lokasinya tepat dibelakang layar CRT

Kesalahan adjustment konvergen
  • Kesalahan adjustment konvergen akan menyebabkan ketiga sinar elektron RGB melewati lubang shadow mask yang berbeda.
  • Akibatnya kalau layar menampilkan sebuah “garis putih” akan nampak sebagai 3 buah garis RGB yang terpisah.

Persiapan adjustment.
  • Konergen adjustment dilakukan setelah purity adjustment OK
  • Terima gambar dari patern generator sinyal “cross hatch”
cross hatch
  • Ajust britnes, kontras dan fokus agar garis-garis nampak tajam dan mudah diamati.
 
Adjustment konvergen dibagi menjadi 2 tahap, yaitu
  • Konvergen statis
  • Konvergen dinamis
 
Adjustment konvergen statis.
  • Konvergen statis melibatkan adjustmernt pasangan cincin magnetik 4 pole dan 6 pole.
  • Ajustment statis dilakukan untuk mengatur garis RGB agar konvergen pada bagian tengah layar. Jadi amati gambar hanya pada bagian tengah layar saja.
clip_image002
  • Cincin 4 pole untuk mengatur agar garis Red dan Blue konvergen menjadi warna Magenta.
  • Merubah besarnya sudut kedua cincin  akan menyebabkan garis vertikal menyatu
                              clip_image004       clip_image006
  • Memutar kedua cincin secara bersamaan (dengan menjaga besarnya sudut tetap) akan menyebabkan garis horisontal konvergen
                        clip_image008clip_image010
  • Kedua adjustment tersebut saling mempengaruhi, maka lakukan secara berulang dan bergantian sehingga mendapatkan hasil yang paling optimal
  • Selanjutnya dengan cara yang sama adjust cincin “6 pole” untuk mengatur agar warna Magenta konvergen Hijau sehingga menghasilkan warna putih.
Catatan :
  • Jika diamati - maka cincin magnet yang terdapat pada leher CRT diberi tanga "P" (Purity), "4" (4 pole) dan "6" (6 poe) yang masing-masing berpasangan.
  • Cincin 4, atau 6 pole artinya cincin tersebut mempunyai 4 atau 6 buah kutub magnetik yang simetris.
  • Merubah besarnya sudut setiap pasangan cincin, akan menyebabkan besarnya medan magnetik berubah
  • Setelah adjustment dirasa sempurna – maka sebaiknya cincin magnetik diberi lem agar tidak mudah berubah posisinya.
 
Adjustment konvergen dinamis.
  • Adjustment dilakukan jika konvergen statis telah sempurna.
  • Pastikan screw def yoke cukup kuat sehingga def yoke tidak dapat bergeser maju atau mundur
  • Adjustment dilakukan dengan mengamati garis-garis pada bagian-bagian pinggir luar layar CRT.
clip_image012
  • Dengan menarik ujung bagian depan def yoke ke atas atau bawah ( bahasa jawanya di-ongkek) akan menyebabkan garis konvergen seperti gambar dibawah
  • Dengan menarik ujung bagian depan def yoke ke kiri atau kanan– maka garis-garis akan konvergen seperti gambar dibawah.
clip_image014
  • Pasang 3 buah karet buah karet ganjal agar posisi tidak berubah.



Catatan :
  • CRT dan def yoke sudah merupakan kesatuan pasangan dari pabrik.
  • Mengganti dengan def yoke tipe lain ada resiko konvergen dinamis tidak dapat sempurna atau bahkan garis putih pecah sama sekali


Catatan tambahan :
  • Mengganti CRT komplit dengan def yoke dan cicncin magnet yang masih asli – maka tidak perlu ada adjustment purity dan konvergen. Yang diperlukan adalah adjustment white balance dan geometri.
  • Mengganti pcb (mesin) – maka yang diperlukan adalah adjustment white balance dan geometri
  • Ada beberapa tipe CRT yang tidak menggunakan cincin magnetik. Sebenarnya secara internal didalam tabung sudah dipasang cincin magnetik. Adjustment telah dilakukan dipabrik menggunakan medan magnetik elektris dari luar. Oleh karena itu jangan mendekatkan bahan magnetik pada leher CRT semacam ini.
  • CRT tanpa cincin magnetik mungkin saja terjadi problem pada purity atau konvergen. Kita dapat menambah cincin magnetik untuk memperbaikinya.
  • Sebaiknya menggunakan obeng non-magnetik untuk melepas atau mengencangkan def yoke atau cincin magnetik.
  • Kadang ada semacam magnet kecil yang berbentuk kotak atau bulat yang ditempelkan pada bagian belakang CRT. Atau semacam plastik strip (permalloy strip) yang ditempelkan pada CRT dibawah def yoke. Semuanya itu digunakan untuk memperbaiki purity adjustment yang kurang sempurna. Jangan menggunakan magnet yang terlalu kuat untuk hal semacam ini. Karena dapat meyebabkan problem konvergen atau geometri.
  • CRT kena benturan atau ada petir didekatnya dapat menyebabkan problem purity (timbul warna pelangi) yang tidak dapat diperbaiki ………atau tamat riwayatnya CRT. Hal ini disebabkan karena posisi elemen shadow mask  bergeser ketika kena benturan Atau shadow mask kena magnet permanen oleh induksi dari petir yang kuat.

1 comment: